Disusun oleh :
NAMA : ELSA ZANUARISMA
NO : 31
KELAS : XII RPL I
SMK NEGERI 1 TENGARAN
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga karya tulis ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam pengetahuan dibidang wisata di Indonesia
Harapan
saya semoga karya tulis ini membantu dan menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi karya
tulis ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Karya
tulis ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sekarang sangatlah kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan atau tanggapan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan karya tulis ini.
1. HALAMAN JUDUL ........................................................................................................................
1
2. KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... 2
3. DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 3
3. DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 3
4. ABSTRAK ........................................................................................................................................ 4
5. BAB I . PENDAHULUAN ................................................................................................................ 6
1.1 Alasan
Pemilihan Judul dan Cover .....................................................................................
6
1.2 Tujuan
Penulisan ...............................................................................................................
6
1.3 Ruang
Lingkup Masalah ....................................................................................................
6
1.4 Metode
Penulisan .............................................................................................................
6
1.5 Sistematika
Penulisan ........................................................................................................
7
6. BAB II . PEMBAHASAN MASALAH ............................................................................................ 8
2.1 Letak
Geografis Pulau Bali ................................................................................................
8
2.2 Masyarakat
/ Sosial
...........................................................................................................
9
2.3 Adat
Istiadat/Budaya
........................................................................................................
11
2.3.1 Pemerintahan
...................................................................................................................
16
2.3.2 Hari – Hari Besar
...........................................................................................................
19
2.4 Kunjungan
Selama Di Bali ...............................................................................................
22
2.4.1 Hari
Pertama
...................................................................................................................
23
2.4.2 Hari
Kedua ......................................................................................................................
25
2.4.3 Hari
Ketiga
......................................................................................................................
36
2.4.4 Perjalanan
Pulang .............................................................................................................
39
7. Bab III . Penutup .............................................................................................................................. 42
7 Kesimpulan ........................................................................................................................................ 42
7.2 Saran .............................................................................................................................................. 42
8. Daftar Pustaka ................................................................................................................................. 43
7 Kesimpulan ........................................................................................................................................ 42
7.2 Saran .............................................................................................................................................. 42
8. Daftar Pustaka ................................................................................................................................. 43
ABSTRAK
Tujuan
yang hendak dicapai dalam kegiatan Study Tour di Bali ini adalah untuk
mengetahui letak geografis , sistem pemerintahan, kondisi masyarakat/sosial,
adat istiadat/budaya, dan hari-hari besar yang ada di Pulau Bali serta
mengunjungi lokasi-lokasi yang bersangkutan dengan Karya Tulis ini secara
langsung. Dan mengetahui apakah semua kegiatan yang akan diikuti siswa SMK 1
Tegaran apakah dapat dikunjungi dan berjalan lancar atau tidak. Serta
mengetahui hasil yang sesungguhnya saat kegiatan berlangsung baik di Pulau Bali
maupun tempat-tempat lain yang dijadikan sebagai bahan untuk membuat Karya
Tulis.
Tempat-tempat
yang dijadikan untuk Study di lapangan selama di Bali adalah Danau Beratan
Bedugul, Bajra Sandhi, Pantai Kuta, Tanjung Benoa, Pantai Pandhawa, GWK, pusat
oleh-oleh Dewata, pusat oleh-oleh Cening Ayu, Pasar Seni Sukawati, Pusat
Belanja Joger, dan Tanah Lot.
Semua
tujuan kegiatan Study Tour SMK 1 Tengaran di Bali sudah banyak sumber yang
memaparkan semua informasinya yang telah disusun dengan baik. Dalam kegiatan
Study Tour ini, ada satu tempat yang tidak dapat dikunjungi yaitu Istana Tampak
Siring karena ada kunjungan oleh Presiden Kenya di Bali selama 2 hari. Karena
Presiden Tersebut berada di Istana Tampak Siring, maka wilayah tersebut harus
disterilkan selama 3 hari. Sebenarnya kita dapat mengunjunginya apabila kita
sampai di Bali kita pada pukul 09.00 WITA. Tetapi kenyataanya kita sampai pada
pukul 11.00 WITA
karena penumpukan kendaraan yang terjadi Pelabuhan sehingga kunjungan menuju
Tanah Lot harus di tunda dan diganti hari berikutnya. Namun setelah hari
selanjutnya, ada informasi bahwa kunjungan menuju Istana Tampak Siring
dibatalkan. Kemudian kami juga sampai di SMK 1 Tengaran pada pukul 14.00 WIB.
Padahal jadwal awalnya kita sampai di SMK 1 Tengaran pada pukul 09.00 WIB. Hal
tersebut dapat terjadi karena kita
mengantre di Pelabuhan terlalu lama. Selain itu, kita juga harus mandiri
untuk melakukan Ibadah karena jadwal yang direncakan berubah. Seharusnya kita
sampai jam sekian tetapi kenyataanya kita maih berada dijalan. Namun hal
tersebut tidak bisa dihindari lagi. Kita juga harus menjalaninya senang hati karena semua yang
dilakukan disana adalah yang terbaik. Semua ini diakibatkan karena penutupan
pelabuhan selama 1 hari dikarenakan ada perayaan hari Nyepi di Bali pada
tanggal 9 Maret 2016.
Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini
diantaranya adalah wawasan kita mengenai Pulau Bali bertambah karena kita dapat
mengunjungi dan mengetahui secara langsung kondisi tempat-tempat yang
dikunjungi dan dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan Karya Tulis. Dapat
menceritakan kembali pengalaman tentang kunjungan yang dilakukan selama di
Bali. Dapat beradaptasi dengan teman yang tidak satu kelas. Dan yang terpenting
adalah terselesainya tugas Bahasa Indonesia kelas XI semester 2 yaitu pembuatan
Karya Tulis karena sumber yang kita jumpai semakin banyak dan terpercaya sehingga dapat mempermudah kita untuk membuat Karya
Tulis ini.
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Alasan
Pemilihan Judul dan Cover
Alasan penulis memilih
Judul “Keindahan Pulau
Wisata Bali” karena penulis terpesona oleh keindahan Pulau Bali
dengan objek wisatanya yang sudah dikunjungi oleh penulis selama 3 hari penuh bersama teman – teman dan pembimbing yang
menyenangkan. Alasan penulis memilih Cover merah dengan latar belakang bebas karena
hal tersebut telah disetujui dan disepakati
oleh rekan-rekan satu kelas XI MIPA 6
dan Guru Pembimbing.
1.2 Tujuan Penulisan
Karya Tulis ini
ditulis oleh penulis karena penulis ingin memenuhi tujuan umumnya yaitu
menyeleaikan Tugas Bahasa Indonesia semester 2 tentang karya wisata siswa di
Bali. Yang kedua penulis ingin mengenalkan pesona wisata Pulau Bali yang sangat
indah melalui
pengalaman yang sudah dijalani langung oleh penulis dan menyalurkannya melalui
sarana Karya Tulis ini. Yang ketiga, penulis ingin berlatih membuat skripsi
untuk persiapan kuliah nanti salah
satunya dengan cara
membuat Karya Tulis seperti
ini.
1.3
Ruang
Lingkup Masalah
·
Apa saja tempat yang dikunjungi selama
kunjungan di Bali ?
·
Apa saja ilmu yang didapat selama
kunjungan di Bali ?
·
Apa saja yang membuat Bali begitu menarik
untuk dikunjungi ?
1.4 Metode Penulisan
Sebagai
bahan pembuatan karya tulis ini, penulis menerapkan 3 metode penulisan yaitu :
1. Metode
Obervasi yaitu pengumpulan data secara langsung dengan cara penulis mengunjungi
secara langsung objek wisata pada hari Rabu, 9 Maret 2016 sampai Minggu, 13 Maret 2016 di Bali.
2. Metode
Wawancara yaitu memberi pertanyaan langsung kepada narasumber terpercaya
terkait tempat yang dikunjungi selama di Bali.
3. Metode
Keputakaan yaitu mengumpulkan berbagai sumber informasi lain yang dirasa
dibutuhkan untuk melengkapi data Karya Tulis ini seperti buku dan situs internet
terpercaya dan karya tulis
yang lain.
1.5 Sistematika Penulisan
Karya Tulis ini disusun dengan
sistematika sebagai berikut untuk mempermudah pemahaman pembaca.
·
BAB 1 :
PENDAHULUAN yang berisi alasan pemilihan judul dan cover, tujuan penulisan, ruang
lingkup masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
·
BAB 2 :
PEMBAHASAN MASALAH yang berisi letak geografis Pulau Bali, pemerintahan,
masyarakat/sosial, adat istiadat/budaya, hari-hari besar, dan kunjungan selama
di Bali secara terperinci.
·
BAB 3 :
PENUTUP yang berisi kesimpulan dan saran.
BAB
2 PEMBAHASAN MASALAH
2.1 Letak Geografis Pulau Bali
Secara geografis , Bali
terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau
Lombok. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu.Di dunia, Bali
terkenal sebagai tujuaan
pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budaya nya,
khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia.Bali juga
dikenal dengan julukan Pulau Dewata
dan Pulau Seribu Pura.
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan
Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar
112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali
terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya
beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali
setinggi 3.148 m. Gunung Berapi ini
terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung
Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar
30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang
dahsyat di Bumi Berbeda dengan di bagian utara,
bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah
Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di
antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur
dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung
Patas dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali
secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali
Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan
dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri
dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas
118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan sangat curam
(>40%) seluas 132.189 ha.Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang
berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau Beratan atau
Bedugul, Buyan, Tamblingan, dan Batur Alam Bali yang indah menjadikan pulau Bali terkenal sebagai daerah
wisata.
Bali
adalah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kota provinsi ini adalah Denpasar.
Bali juga merupakan nama dari pulau utama di wilayah ini.Di awal
kemerdekaan Indonesia, pulau ini termasuk dalam Provinsi Sunda
Kecil yang ber ibukota di Singaraja, dan kini
terbagi menjadi 3 provinsi: Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa
Tenggara Timur.
Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali
juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau
Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan, dan Pulau
Serangan.
Ibu Kota Bali adalah Denpasar.
Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai
pusat
lesenian dan peristirahatan, terletak di Kabupaten
Gianyar. Nusa Lembongan adalah sebagai salah satu tempat
menyelam (diving), terletak di Kabupaten Klungkung. Sedangkan
Kuta, Seminyak, Jimbaran
dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi
tujuan utama pariwisata baik wisata pantai maupun tempat
peristirahatan, spa, dan lain-lain, terletak di Kabupaten Badung.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2
atau 0,29% luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara
administratif Provinsi Bali terbagi atas 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55
kecamatan, dan 701 desa/kelurahan.
2.2 Masyarakat/Sosial
Dasar-dasar pokok sistem sosial kemasyarakatan orang
Bali menurut Geria (2000:63) bertumpu pada empat landasan utama, yaitu
kekerabatan, wilayah, agraris, dan kepentingan khusus.Ikatan kekerabatan telah
membentuk sistem kekerabatan dan kelompok-kelompok kekerabatan.Sistem
kekerabatan masyarakat Bali umumya berlandaskan prinsip patrilineal.
Kelompok-kelompok kekerabatan merentang dari unit terkecil, yaitu keluarga
inti, meluas ke unit menengah keluarga luas, sampai dengan klan patrilineal.
Ikatan kesatuan wilayah terwujud dalam bentuk komunitas desa adat dengan
sub-sistemnya banjar-banjar.Dalam bidang kehidupan agraris berkembang
organisasi subak.Selanjutnya, dalam ikatan kelompok-kelompok kepentingan khusus
terwujud sebagai organisasi sekaa.
Ikatan kesatuan wilayah yang terwujud dalam bentuk
komunitas desa pakraman lebihlanjut diatur dengan Peraturan Daerah Propinsi
Bali Nomor 03 Tahun 2001. Dalam Perda tersebut dijelaskan bahwa Desa Pakraman
adalah kesatuan masyarakat hukum adat di Propinsi Bali yang mempunyai satu
kesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup masyarakat umat Hindu secara
turun-temurun dalam ikatan Kahyangan Tiga (Kahyangan Desa) yang mempunyai
wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri serta berhak mengurus rumah tangga
sendiri. Dari Perda ini paling tidak dapat ditemukan enam unsur pokok yang
membentuk desa pakraman, yaitu (1) kesatuan masyarakat hukum adat di Propinsi
Bali, (2) mempunyai satu kesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup
masyarakat umat Hindu secara turun temurun, (3) dalam ikatan Kahyangan Tiga
(Kahyangan Desa), (4) mempunyai wilayah tertentu, (5) mempunyai harta kekayaan
sendiri, dan (6) berhak mengurus rumah tangganya sendiri.
Dari keenam unsur itu dapat dipahami bahwa Perda
tersebut hendak menegaskan bahwa sistem sosial masyarakat (desa pakraman) Bali
bercorak Hindu. Seperti dijelaskan Sirtha (Astra,dkk. 2003:71) bahwa agama
Hindu yang dianut oleh masyarakat Bali memberikan corak yang khas bagi desa
pakraman. Kegiatan masyarakat adat dijiwai oleh agama Hindu yang
dimanifestasikan dalam pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Kahyangan Tiga
sebagai tempat pemujaan menjadi simbol pemersatu bagi masyarakat adat dalam
melaksanakan upacara pemujaan sebagai wujud bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Substansi awig-awig desa pakraman, juga dikatakan
dijiwai oleh agama Hindu yang merupakan penjabaran dari falsafah Tri Hita
Karana, yaitu (1) parhyangan sebagai kongkretisasi tempat pemujaan kepada Sang
Hyang Widhi Wasa yang mengatur kegiatan manusia dalam melakukan hubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa dalam wujud upacara keagamaan; (2) pawongan sebagai
perwujudan hubungan manusia dengan sesamanya dalam melaksanakan berbagai
kegiatan sosial; dan (3) palemahan atau wilayah berupa perwujudan hubungan
manusia dengan alam yang menjadi tempat pemukiman dan sumber kehidupan
masyarakat. Jadi, sistem dan struktur sosial kemasyarakatan dalam masyarakat
Hindu di Bali dibangun di atas kerangka Tri Hita Karana yang terdiri atas tiga
gatra, yaitu parhyangan, pawongan, dan palemahan.
Ini berarti bahwa desa pakraman merupakan satu
kesatuan yang harmonis dari tiga gatra, yaitu krama desa sebagai gatra pawongan
membutuhkan ruang untuk melaksanakan aktivitasnya berupa kewajiban hidup
(dharma) di wilayah desa pakraman, yaitu gatra palemahan.Kenyataan bahwa
manusia adalah bagian dari alam sehingga manusia mempengaruhi alam dan
sebaliknya, alam juga mempengaruhi kehidupan manusia. Suriadiredja
(Astra,dkk.2003:254) mengatakan bahwa untuk melangsungkan kehidupannya manusia
akan selalu tergantung kepada lingkungannya, baik lingkungan alam tempat
tinggalnya maupun lingkungan sosial tempat mereka hidup berkelompok atau
bermasyarakat.
2.3 Adat Istiadat/Budaya.
Adat dan kebudayaan yang ada pada masyarakat Bali
sangat erat kaitannya dengan agama dan kehidupan relijius masyarakat Hindu.
Keduanya telah memiliki akar sejarah yang demikian panjang dan mencerminkan
konfigurasi ekspresif dengan dominasi nilai dan filosofi relijius agama Hindu.
Dalam konfigurasi tersebut tertuang aspek berupa esensi keagamaan, pola
kehidupan, lembaga kemasyarakatan, maupun kesenian yang ada didalam masyarakat
Bali. Adat istiadat dan budaya masyarakat Bali tidak lepas dari sembilan faktor
tersebut yang selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Agama Bali
Mayoritas masyarakat Bali menganut ajaran Hindu yang
mempunyai kerangka dasar dengan meliputi tiga hal; filsafat, upacara, dan Tata
Susila. Secara hakikat ajaran Bindu merupakan Panca Cradha yang memiliki arti
lima keyakinan yakni Widhi Cradha ialah keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha
Esa, Atma Cradha ialah keyakinan akan adanya atman atau jiwa pada setiap
makhluk, Karma Pala Cradha ialah keyakinan terhadap hukum perbuatan, Punarbhawa
Cradha adalah keyakinan terhadap adanya reinkarnasi atau kelahiran kembali
setelah kematian, Moksa Cradha adalah keyakinan terhadap moksa yaitu
kebahagiaan yang kekal abadi.
Pola
Kehidupan Masyarakat
Pola kehidupan masyarakat Bali sangat rigid dan terikat pada
norma-norma baik agama maupun sosial. Dalam konteks norma agama misalnya,
setiap pemeluk Hindu Bali wajib untuk melaksanakan sembahyang atau pemujaan
pada pura tertentu diwajibkan pada satu tempat tinggal bersama dalam komunitas,
dalam kepemilikan tanah pertanian diwajibkan dalam satu subak tertentu,
diwajibkan dalam status sosial berdasarkan warna, pada ikatan kekerabatan
diwajibkan menurut prinsip patrilineal.
Pola
Pemukiman
Struktur pemukiman masyarakat Bali dapat dibedakan dalam
dua jenis yaitu pemukiman pola kosentris seperti yang terjadi pada masyarakat Bali
yang tinggal di pegunungan dan pemukiman menyebar seperti yang terjadi pada
masyarakat Bali yang berada di dataran rendah. Pada pola kosentris, desa
adat yang menjadi titik sentral.Sedangkan pada pola menyebar, desa terbagi-bagi
kedalam satu kesatuan wilayah yang lebih kecil yang disebut Banjar.
Musik
Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik
tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh lainnya.Meskipun
demikian, terdapat kekhasan dalam teknik memainkan dan gubahannya, misalnya
dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera.Demikian
pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya gamelan jegog, gamelan gong gede, gamelan gambang, gamelan selunding dan gamelan Semar Pegulingan.Ada
pula musik Angklung dimainkan untuk upacara ngaben
serta musik Bebonangan
dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.
Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali,
misalnya Gamelan Gong Kebyaryang
merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda serta Joged Bumbung yang mulai
populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi
dari berbagai alat musik perkusi metal, gong dan perkusi kayu. Karena hubungan sosial,
politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali
memberikan pengaruh atau saling memengaruhi daerah budaya di sekitarnya,
misalnya pada musik tradisional
masyarakat Banyuwangi serta musik tradisional masyarakat Lombok.
Tari
Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi
tiga kelompok, yaituwali atau
seni tari pertunjukan sakral, bebali
atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung danbalih-balihanatau seni tari untuk
hiburan pengunjung.
Pakar seni tari Bali I Made Bandem pada awal tahun 1980-an pernah
menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam
wali misalnya Berutuk, Sang Hyang Dedari, Rejang dan Baris Gede, bebali antara lain ialah Gambuh, Topeng Pajegan
dan Wayang Wong, sedangkan
balih-balihan antara lain ialah Legong,
Parwa, Arja, Prembon
dan Joged serta berbagai
koreografi tari modern lainnya.
Salah satu tarian yang sangat populer bagi para
wisatawan ialah Tari Kecak dan Tari Pendet.Sekitar tahun 1930-an, Wayan
Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan
tari Kecak berdasarkan
tradisi Sang Hyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan
tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.
Tarian Wali : Hyang Hiamg Dedari, Syang Hiang Jaran,
Tari Rejang, Tari Baris.
Tarian
Bebali : Tari Topeng, Gambuh.
Tarian
Bali-Balihan : Tari Legong, Arja, Joged Bumbung, Drama Gong, Barong, Tari
Pendet, Tari Kecak, Calon Arang, Tari
Janger.
Pakaian daerah
Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi,
meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali
mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis
kelamin dan umur penggunanya.Status sosial dan ekonomi seseorang dapat
diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.
Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:
·
Udeng (ikat kepala)
·
Kain kampuh
·
Umpal (selendang pengikat)
·
Kain wastra (kemben)
· Sabuk
· Keris
· Beragam
ornamen perhiasan
Sering pula
dikenakan baju kemeja, jas dan alas kaki sebagai pelengkap.
Busana tradisional wanita
umumnya terdiri dari:
- Gelung
(sanggul)
- Sesenteng
(kemben songket)
- Kain
wastra
- Sabuk
prada (stagen), membelit pinggul dan dada
- Selendang
songket bahu ke bawah
- Kain
tapih atau sinjang, di sebelah dalam
- Beragam
ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan kebaya, kain
penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap.
Senjata
Keris, Tombak, Tiuk, Taji, Kandik, Caluk, Arit, Udud, Gelewang, Trisula, Panah, Penampad, Garot, Tulud, Kis-Kis, Anggapan, Berang, Blakas,Pengiris, Pengutik
Rumah Adat
Rumah Bali yang sesuai
dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan,
layaknya Feng Shui dalam Budaya China)
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan
tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan,
palemahan dan parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi
aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana.Pawongan merupakan para penghuni rumah.Palemahan
berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Pada umumnya bangunan
atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran,
peralatan serta pemberian warna.Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu
sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan penyampaian
komunikasi.Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai
simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.
2.3. Pemerintahan
1. Desa Adat
Kegiatan yang dilakukan dalam desa adat meliputi bidang adat dan
keagamaan, dimana suatu desa adat di Bali memiliki aturan adat tersendiri yang
di tuangkan dalam awig-awig desa.
Dari segi pemerintahan adat, masing-masing desa adat bersifat
otonomi, dalam arti setiap desa adat mempunyai aturan tesendiri yang hanya
berlaku bagi warga desa/ banjar yang bersangkutan, yang sama sekali terlepas
dari sistem pemerintahan Republik Indonesia. Walau demikian aturan-aturan yang
tertuang dalam awig-awig sama sekali tidak bertentangan dengan peraturan yang
berlaku baik di tingkat nasional maupun daerah. Batas wilayah geografis suatu
desa adat adalah sama dengan batas pemerintahan adat yang secara fisik
ditentukan oleh batas alam seperti sawah, sungai, bukit, gunung, garis pantai,
lautan jalan dan sebagainya.
Sampai saat ini jumlah desa adat yang terdapat di Kabupaten Gianyar
mengalami penambahan. Dan di setiap desa adat atau lebih dikenal dengan istilah
desa pakraman maish memegang falsafah hidup yang berdasarkan pada ajaran agama
Hindu, dan masih tetap berpegang pada konsep Tri Hita Karana, Tat Twan Asi dan
Desa Kala Patra.
Anggota desa adat dinamakan sebagai Krama Adat atau
sering disebut Krama Desa.Namun ada juga di beberapa tempat krama tersebut di
golongkan lagi menurut status pribadi dan perkawinannya, utuh atau duda.
Prajuru Desa Adat merupakan perangkat desa adat yang berfungsi untuk senantiasa
menjaga kesuciaan dan keselarasan serta keserasian kehidupan dalam desa adat
dengan menjaga ketertiban, keamanan dalam arti yang dinamis bersama-sama
segenap anggota masyarakat adatnya, guna mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan
lahir dan batin. Dalam melaksanakan tugasnya, Prajuru desa adat berpegang
kepada aturan-aturan yang ditentukan dalam awig-awig yang didalamnya memiliki
satua-satuan Kahyangan Tiga.Secara garis besar awig-awig mengatur hubungan
anggota masyarakat adat dalam keyakinannya terhadap Tuham Yang Maha Esa/
Sanghyang Widhi Wasa, hubungan antar sesama anggota masyarakat adat dan
hubungan anggota masyarakat dengan wilayah dan lingkunannya.
Secara umum jabatan-jabatan dalam Prajuru Desa Adat
adalah sebagai berikut :
1.
Bendesa Adat atau Kelian Adat
sebagai kepala desa adat.
2.
Petajuk Bendesa sebagai wakilnya.
3.
Penyarikan sebagai juru tulis.
4.
Sinoman atau Kesinoman sebagai juru
arah.
5.
Jero Mangku, Mangku Desa atau Jero
Gede untuk jabatan Pimpinan pelaksana upacara di Pura Kahyangan Desa.
6.
Pekaseh atau Kelian Subak untuk
jabatan yang mengurusi pengairan subak.
Semua aturan-aturan/ awig-awig yang berlaku pada suatu
desa adat berpegang teguh pada falsafah ini yang merupakan suatu konsepsi
keseimbangan antara manusia, Tuhan Yang Maha Esa/ Sanghyang Widhi Wasa dan alam
lingkungannya, karena Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta telah menciptakan
manusia beserta alam/ bumi yang mengandung segala sumber potensi kebutuhan
hidup bagi manusia. Tri Hita Karana sebagai pola dasar keorganisasin Desa Adat
dalam mewujudkan hal sebagai berikut :
1. Unsur
Sanghyang Widhi Wasa
Dengan konsep Tri Murti yaitu : Bhrahma, Wisnhu dan
Siwa merupakan manifesatasi Tuhan Yang Maha Esa sebagai Maha Pencipta, Maha
Pemelihara dan Maha Pelebur. Dalam Desa Adat dicerminkan dalam Tri Kahyangan
(Kahyangan/ Pura Puseh, Pura Desa/ Bale Agung dan Pura Dalem)
2. Unsur
Manusia
Krama Adat terorganisir secara tertib dengan pimpinan
para prajuru adat.Falsafat Tat Twam Asi merupakan dasar kehidupan Krama Adat
yang lebih mengutamakan keputusan umum dan menyelaraskan kepentingan pribadi
dalam hubungannya dengan kepentingan krama adatnya.
3. Unsur Alam
Wujudnya adalah palemahan atau wilayah desa adat
dengan batas-batasnya yang definitif yang dikukuhkan dengan suatu upacara tertentu.Palemahan
desa adat meliputi luas wilayah Asengker kekuasaan Pula Bale Agung.
2. Desa Dinas
Lingkup kegiatan desa dinas berfungsi pada bidang
administrasi kepemerintahan formal atau kedinasan serta bidang pembangunan
umum. Secara struktural pemerintahan desa dinas terkait langsung dengan sistem
pemerintah Republik Indonesia. Dalam kaitannya dengan wilayah desa adat,
terdapat pola hubungan wilayah yaitu :
·
Satu desa dinas bisa mencakup
beberapa desa adat.
·
Satu desa dinas terdiri atas satu
desa adat.
·
Satu desa adat bisa mencakup
beberapa desa dinas.
·
Satu desa adat juga terbagi ke dalam
beberapa desa dinas.
Dalam hal
kedinasan, desa dinas membawahi sejumlah Banjar Dinas. Selain itu, keunikan pada sistem
pemerintahan tersebut terbilang berbeda dari daerah yang lain.
2.3.2 Hari-hari Besar
Di Bali terdapat hari-hari besar
yang sering dirayakan sebagian besar masyrakat Bali terutama bagi pemeluk agama
Hindu dan dihormati juga oleh masyarakat umum maupun tourist yang berkunjung
disana baik tourist lokal maupun asing untuk menghormati merek yang merayakan
diantaranya sebagai berikut :
Galungan
Penjelasan Hari Raya Galungan tersurat dalam Lontar
Sunarigama, di mana hari raya ini dirayakan setiap Budha Kliwon Dungulan sesuai
penanggalan kalender Bali. Kata Galungan dalam bahasa Jawa bersinonim dengan
kata Dungulan yang artinya menang atau unggul yang maknanya adalah mendapatkan
kemenangan yang benar dalam hidup ini merupakan sesuatu yang seharusnya kita
perjuangkan.
Pada hakekatnya Galungan adalah perayaan bagi kemenangan
“Dharma” (kebenaran) melawan “Adharma”(Kebatilan). Selain itu, Galungan pada
hakikatnya untuk mensinergikan kekuatan suci yang ada dalam diri setiap manusia
untuk membangun jiwa yang terang untuk menghapuskan kekuatan gelap (adharma)
dalam diri.
Tuhan sebagai pencipta dipuji dan di puja, termasuk
leluhur dan nenek moyang keluarga diundang turun ke dunia untuk sementara
kembali berada di tengah–tengah anggota keluarga yang masih hidup.Sesajen
menyambut kedatangan leluhur itu disajikan pada di sebuah Merajan/sanggah
keluarga. Penjor selamat datang dibuat dari bambu melengkung, dihiasi janur dan
bunga dan diisi sanggah di bagian bawahnya serta hiasan lamak di pancang di
depan pintu masuk rumah masing-masing.
Sebelum puncak perayaan Galungan ada rangkaian yang
disebut sugian, embang sugian, penyajaan, dan penampahan.Sugian terdiri dari
tiga kali, yaitu Budha Pon wuku Sungsang yang sering disebut Sugian
Tenten.Sugian itu penyucian awal.Tenten artinya sadar atau kesadaran.Galungan
hendaknya dirayakan dengan kesadaran rohani.Mengikuti tradisi hendaknya dengan
kesadaran, orang yang sadar adalah orang yang bisa membeda-bedakan mana yang
baik dan mana yang buruk, mana yang patut dan mana yang tidak patut.Wrehaspati
Wage wuku Sungsang adalah Sugian Jawa, maknanya perayaan ini untuk menyucikan
bhuwana agung/alam semesta.Bhuana agung menyucikan alam lingkungan hidup kita
ini.Sedangkan Sugian Bali pada Sukra Kliwon Sungsang yang bermakna sebagai
media untuk menyucikan diri pribadi.Embang Sugian pada Redite Paing Wuku
Dungulan yaitu untuk mengheningkan kesadaran diri sampai suci (nirmala).Esoknya
pada hari penyajahan dinyatakan untuk memohon air suci sebagai permohonan restu
pada Tuhan. Pada Anggara Wage wuku Dungulan disebut penampahan yang maknanya
dalam hal ini adalah ”menyembelih” sifat-sifat kebinatangan yang bersembunyi
dalam diri kita, seperti sifat Rajah dan Tamah. Setelah dilakukan tahap
tersebut barulah mencapai puncak Hari Raya Galungan.
Perayaan ini biasanya diakukan persembahyangan di pagi
hari dan setelah itu semua orang keluar ke jalan dengan berpakaian baru yang
indah, mengunjungi sanak saudara dan handai tolan, sambil menikmati kebesaran
hari raya tersebut dan bersyukur atas segala berkah dari Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, Tuhan yang Maha Esa. Semua itu
dilakukan karena masyarakat Bali percaya bahwa mereka telah diberi berkah yang
berlimpah oleh Tuhan mereka.
Kuningan
Hari raya ini datangnya sepuluh hari setelah
Galungan.Ini adalah hari raya khusus, di mana para leluhur yang setelah
beberapa saat berada dengan keluarga sekali lagi disuguhkan sesajen dalam
upacara perpisahan untuk kembali ke stananya masing-masing.Sedangkan di
pedesaan ada beberapa Barong “ngelawang” beberapa hari diikuti sekolompok
anak-anak dengan tetabuhan / gambelan.
Dalam Kuningan menggunakan upakara sesajen yang berisi
simbul tamiang dan endongan, di mana makna tamiang memiliki lambang
perlindungan dan juga juga melambangkan perputaran roda alam yang mengingatkan
manusia pada hukum alam. Jika masyarakat tak mampu menyesuaikan diri dengan
alam, atau tidak taat dengan hukum alam, risikonya akan tergilas oleh roda
alam. Oleh karena itu melalui perayaan ini umat diharapkan mampu menata kembali
kehidupan yang harmonis (hita) sesuai dengan tujuan agama Hindu.Sedangkan
endongan maknanya adalah perbekalan.Bekal yang paling utama dalam mengarungi
kehidupan adalah ilmu pengetahuan dan bhakti (jnana).Sementara senjata yang
paling ampuh adalah ketenangan pikiran. Perayaan ini juga dimaksudkan agar umat
selalu ingat kepada Sang Pencipta, Ida Sang Hyang Widi Wasa dan mensyukuri
karunia-Nya. Melalui perayaan ini umat juga dituntut selalu ingat menyamabraya,
meningkatkan persatuan dan solidaritas sosial.Selain itu, melalui rerahinan
umat diharapkan selalu ingat kepada lingkungan sehingga tercipta harmonisasi
alam semesta beserta isinya.
Nyepi
Nyepi adalah hari raya tahun baru caka bagi umat Hindu.
Di mana pada Tahun Baru Saka yang jatuh pada “Penanggal Ping Pisan Sasih
Kadasa” menurut sistim kalender Hindu Nusantara, merayakannya dengan sepi yang
kemudian bernama “Nyepi” artinya membuat suasana sepi, tanpa kegiatan (amati
karya), tanpa menyalakan api (amati gni), tanpa melakukan perjalanan keluar
rumah (amati lelungaan) dan tanpa hiburan (amati lelanguan) yang dikenal dengan
istilah “Catur berata penyepian”.Selama 24 jam penuh kesunyian dan keheningan
dijaga dan dihormati semua orang, lalu lintas kendaraan di larang, tidak boleh
menyalakan lampu ataupun bekerja, setiap orang harus tinggal di rumah, sehingga
kegiatan masak harus dilakukan pada hari sebelumnya.
Sehari sebelum hari raya Nyepi, upacara kurban suci
mecaru untuk menenangkan roh-roh jahat dilakukan di setiap perempatan jalan,
kemudian diikuti dengan pengusiran bhuta kala.Upacara ini dilakukan dari senja
hingga malam hari di mana sekelompok anak- anak, dan muda-mudi berkumpul dan
berbaris membawa bunyi-bunyian dan obor letupan-letupan terus dilakukan untuk
menakuti-nakuti roh jahat tersebut agar keluar jauh dari desa masing-masing.
Secara tradisi, pada hari Nyepi semua orang tinggal dirumah berpuasa,
meditasi/semedi dan bersembahyang dan juga melakukan tapa, berata, yoga,
samadhi untuk menyimpulkan serta menilai Trikaya pribadi-pribadi dimasa lampau
dan merencanakan Trikaya Parisudha dimasa depan. Di hari itu pula umat
mengevaluasi dirinya, seberapa jauhkah tingkat pendakian rohani yang telah
dicapainya, dan sudahkah masing-masing dari kita mengerti pada hakekat tujuan
kehidupan di dunia ini.
Setelah Nyepi, diharapkan kita sudah mempunyai nilai
tertentu dalam evaluasi kiprah masa lalu dan rencana bentuk kehidupan
selanjutnya yang mengacu pada menutup kekurangan-kekurangan nilai dan
meningkatkan kwalitas beragama. Demikianlah tahun demi tahun berlalu sehingga
semakin lama kita umat Hindu akan semakin mengerti pada hakekat kehidupan di
dunia, yang pada gilirannya membentuk pribadi yang dharma, dan menjauhkan
hal-hal yang bersifat adharma.
Saraswati
Hari raya ini khusus ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa /
Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Aji Saraswati, Dewi
Ilmu pengetahuan dan sastra. Hari raya ini dirayakan sekali dalam 210 hari
(sesuai kalender Bali yaitu pada Sabtu Umanis Watugunung. Setiap orang
mempersembahkan sesajen di buku-buku, lontar dan benda benda lain yang
berhubungan dengan sastra dan ilmu pengetahuan sebagai rasa syukur atas
turunnya ilmu pengetahuan dan sebagai penghormatan kepada ilmu pengetahuan. Sehari
setelah hari saraswati disebut hari banyupinaruh, yang berarti air pengetahuan
di mana filosofinya adalah pada saat manusia tersebut sudah menguasai ilmu maka
dia diwisuda yang memiliki simbolisasi dibersihkan dari sisa kekotorannya,
dijernihkan pikirannya lewat prosesi melukat di sungai, atau laut, atau sumber
mata air lainnya. Simbolisasi di sungai karena diharapkan ilmu yang telah
dipelajari saat saraswati bisa mengalir lancar, simbolisasi di laut bermakna
agar ilmu yang dipelajari bisa membuat pengetahuan kita luas dan
dalam serta bisa menjadi peleburan segala kebodohan dan awidya, simbolisasi di mata air karena diharapkan ilmu yang kita pelajari bisa menjadi sumber pencerahan, kehidupan tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga masyarakat banyak dan ilmu yang diperoleh manusia seharusnya dimanfaatkan untuk hal-hal yang baik di jalan dharma.
2.4 Kunjungan Selama Di Bali
Selama di Bali saya mengunjungi
berbagai tempat wiata yatu :
1. Bedugul.
2. Bajra
Sandi
3. Pantai
Kuta
4. Tanjung
Benoa
5. Pantai
Pandhawa
6. GWK
7. Dewata
8. Pusat
Oleh-oleh Cening Ayu
9. Pasar
Seni Sukawati
10. Pusat
Belanja Joger
11. Tanah
Lot
2.5
Hari Pertama
1.
Danau Beratan Bedugul
Saya sampai di
Bedugul pada pukul 17.45 WITA, saya berada disana hanya 15 menit saja sampai
jam 18.00 WITA dikarenakan jalan yang macet akibat 1 hari sebelum sampai di
Bali banyak kendaraan yang mengantre di pelabuhan dan masuk pada saat yang
bersamaan sehingga tempat-tempat wisata disana banyak kendaraan yang memenuhi
jalan sehingga membuat jalur menuju Bedugul macet sampai 3 km jadi waktu yang
diperkirakan tidak seperti yang diharapkan pada kenyataanya.Dan yang lebih menghawatirkan yaitu ada bis dari rombongan
kami yaitu bis C macet dijalan saat hendak naik ke dataran tinggi.
Jadwal kunjungan mulai hari pertama sampai hari terakhir diubah karena waktu
yang diperkirakan kurang tepat akibat penumpukan antrean kendaraan yang akan
menyeberang di Pelabuhan Ketapang menuju ke Pelabuhan Gilimanuk. Akhirnya waktu
kami berkurang sampai 4 jam. Akhirnya di hari pertama kami hanya mengunjungi 1
tempat wisata yaitu Danau Beratan Bedugul. Disana juga terdapat dermaga yang
digunakan sebagai jalan menaiki wisata
air.
Disana saya hanya membeli nasi goreng diwarung dikarenakan
hujan lebat dan kabut yang sudah mulai turun. Saat hujan mulai reda, saya hanya
menyempatkan diri untuk berfoto sebanyak 2 kali di dermaga Danau Beratan
Bedugul.
Bedugul ini adalah danau beratan yang paling dangkal,
di daerah danau Bedugul ini banyak terdapat hasil pertanian.Bedugul berasal
dari kata Bedogol.Hasil pertanian disini yang paling banyak dijumpai adalah
buah buahan dan sayuran.Banyak jenis buah-buahan disini diantaranya adalah buah
markisa, buah anggur, dan buah manila.Danau Bedugul terletak di Kabupaten
Tabanan. Danau Bedugul ini merupakan tempat wisata pilihan di Bali, Suhu udara
di Bedugul jauh lebih dingin dibandingkan tempat wisata lainnya..Kawasan wisata
Bedugul, yang terletak di kabupaten Tabanan, menawarkan suasana perbukitan yang
menyejukkan dan keindahan danau Tamablingan.Tempat ini juga menawarkan suasana
perbukitan dengan suhu sekitar 18 derajat celcius plus danau yang begitu
indah.Untuk menikmati keindahan danau di sini, cukup dengan menyewa speed boat
anda dapat berkeliling danau.Dekat dengan danau ini juga anda dapat menikmati
hidangan santap siang di restoran lokal dengan menu masakan Indonesia maupun
juga internasional. Potensi Dibanding kawasan wisata lain di Bali, Bedugul
memang beda. Hawa yang sejuk dan suasana yang tenang membuat orang betah
berlama-lama di sana. Biasanya, wisatawan yang datang dan menginap di Bedugul
adalah wisatawan ‘berkelas’.Mereka tinggal di sini agak lama untuk menikmati
ketenangan.Wisatawan juga bisa sepuasnya menikmati keindahan danau sembari
berperahu keliling danau atau memancing. Dengan biaya sekitar Rp.85.000 bisa
mengelilini danau dengan speed boat..Jika enggan berperahu atau memancing, bisa
duduk berlama-lama di restoran di tepi danau sambil melepas pandangan jauh ke
tengah danau yang sangat indah dengan hamparan air yang jernih.
Sebelum saya pergi mengunjungi tempat wiata tersebut,
saya diberi waktu untuk ISHOMA disuatu Restoran Lokal di Bali. Disana saya di
perbolehkan makan 2 kali dikarenakan pada waktu paginya saya tidak makan karena
saya harus mengantre di Pelabuhan ketapang hingga jam 09.45WIB/08.45 WITA dan
Akhirnya saya tiba di Pelabuhan Gilimanuk pada pukul 11.04 WIB/10.04 WITA dan
sampai di Local Resto pada pukul 12.05 WITA. Disana saya diberi waktu 1 jam 45
menit sampai pukul 13.50 WITA
Saya melanjutkan perjalanan mulai pukul 13.50 sampai
pukul 17.45 tiba di Bedugul dan menuju Hotel Taman Wirama pukul 18.00 sampai
21.00. Sesampainya di Hotel, saya mandi lagi karena saya sangat berkeringat.
Suhu disana sangat panas, jadi mudah bagi saya untuk mengeluarkan keringat.
Setelah mandi saya sholat lalu tidur. Saya bangun jam 04.30 WITA untuk mandi
dan sholat. Lalu makan di Hotel pada jam06.00. Setelah itu saya bersiap-siap
untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat wisata berikutnya. Saya keluar dari
hotel pada pukul 07.25 WITA untuk menuju ke Bajre Sandi.
2.4 Hari
Kedua
1.
Bajra Sandhi
Saya tiba di Bajra Sandhi pada pukul 07.57 WITA.
Disana saya berjalan-jalan dan berfoto-foto di area Bajra Sandhi selama 1 jam
sampai pukul 09.03 WITA. Setelah saya tiba di Bajra Sandi saya langsung menuju
kepusat bangunan tersebut dan mengelilingi bagian dalam dari Bajra Sandi.
Disana saya dapat melihat miniatur sejarah berdirinya Bajra sandhi mulai dari
zaman penjajahan Belanda sampai bangunan tersebut didirikan. Bajra
Sandhi, merupakan Monumen
Perjuangan Rakyat Bali dan menjadi simbol heroik rakyat melawan para
penjajah, monumen ini didirikan untuk menghormati para pahlawan serta merupakan
lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat dalam mengusir kolonial
Belanda
Bangunan Monumen Bajra Sandhi ini
beberapa bagian bangunannya terdiri dari 17 anak tangga berada pada pintu
utama, 8 buah tiang agung dalam gedung monumen, menjulang setinggi 45 meter.
Terlihat begitu artistik dan penuh arti, melambangkan angka hari kemerdekaan
Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Letaknya strategis di tengah-tengah kota
Denpasar, menjadikannya sebagai salah satu objek wisata Bali, yang terletak tengah kota
dikelilingi oleh taman dan pohon tropis, serta lapangan hijau, sebagai tempat
rekreasi dan bercengkrama bersama keluarga.dari Ibu pertiwi ini dari generasi
ke generasi juga dari zaman ke zaman, serta lambang semangat untuk
mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Monumen
Bajra Sandhi terletak di depan Kantor Gubernur Bali, mengekspresikan
sebuah genta yang tinggi menjulang berada dalam padma (seroja), lambang
pertemuan lingga dan yoni yaitu sifat maskulinitas dan sifat femininitas,
memili arti agar melahirkan kesuburan serta kemakmuran, sehingga tercipta
kesejahteraan umat. Bangunan ini menerapkan konsepsi Tri Mandala.Perjalanan
dari bandara butuh sekitar 30 menit berkendaraan bermotor, lokasinya memang
tidak begitu jauh serta mudah diakses. Tiba di lokasi, saat memasuki bangunan,
anda bisa naik ke puncak candi melihat keindahan sekeliling taman kota,
bangunan ini berada di lapangan Puputan Renon.
Mau berkunjung ke Bajra Sandhi atur perjalanan tour di Bali anda untuk
mengunjungi tempat wisata dalam kota Denpasar dalam sehari penuh, sehingga bisa
merangkai kunjungan tour dengan mengunjungi pasasr Kimbasari, Museum Bali, Art
Centre dan juga pantai Sanur. Atau pilihan sewa mobil atau bahkan dengan sewa
sepeda motor karena lokasi dan jarak tempat wisatanya berdekatan sehingga
terhindar dari kemacetan.
Setelah saya berkeliling di dalam bangunan bersejarah tersebut,
saya langsung menuju ke lantai bagian atas yan mana saya harus menaiki anak
tangga yan sangat panjang dan sisususn memutar untuk sampai di puncak bangunan
tersebut. Namun tidak semua rombongan dapat menaikinya. Karena tempat tersebut
dianggap suci, maka bagi perempuan yang lagi haid dilarang unutk menuju kesana.
Saat saya menaiki tangga, saya merasa agak pusing karena tangga tersebut
disusun mengelilingi sebuah tiang yang terbuat dari kayu. Saya merasa beruntung
karena saya dapat menuju bagian paling atas dari bangunan tersebut. Setelah
saya sampai di puncak, Saya dapat melihat daerah sekitar Bajra Sandi di Bali.
Disana terdapat kaca-kaca bening yang disediakan untuk melihat pemandangan
diluar Bajra Sandhi dari puncak bangunan tersebut.
Setelah saya puas berfoto di puncak Bajra Sandhi, saya
langsung turun menuju halaman bangunan
tersebut dan melilinginya. Disana saya menjumpai pemandangan yang sama di
setiap sisi bangunan tersebut. Sampai saya lupa sudah sampai di pintu bagian
yang mana karena saya tidak dapat membedakan antara satu sisi dengan yang lain.
Pada ujung sudut bangunan tersebut terdapat sebuah bangunan kecil seperti
pendapa berikut fotonya
Setelah saya berfoto disekitar halaman Bajra Sandhi,
saya langsung keluar karena waktu yang diberikan sangat singkat dikarenakan
biro perjalanan menargetkan untuk mengunjungi semua tempat wisata yang mana
pada hari pertama kita ketinggalan 2 tempat wiata karena macet akibat
penumpukan kendaraan di pelabuhan. Akhirnya semua tempat akan dikunjungi tetapi
waktu yang diberikan akan dipersingkat. Saat saya akan kembali ke bis, saya
melihat sebuah lapangan yang berfungsi sebagai pusat olahraga diakhir pekan
atau hari libur. Dibagian tepi lapangan tersebut terdapat sebuah jalur yang
dikhususkan untuk terapi bagi penderita rematik. Saya pun tidak melewatkan
kesempatan untuk mencoba fasilitas tersebut. Hanya dengan melepas sandal dan
berjalan menyusuri jalur tersebut saya sudah mendapatkan fasilitas terapi
gratis. Saat saya menggunakan fasilitas tersebut, saya melihat ke kiri dan
melihat Bajra Sandhi dari jarak yang agak jauh. Ternyata bangunan tersebut
sangat indah untuk dilihat. Saya dan 2 teman saya tidak melewatkan momen
tersebut dan menyempatkan diri unutk berfoto dilapangan tersebut dengan
background Bajra Sandhi.
Setelah saya puas berada disana saya melanjutkan
perjalanan menuju Pantai Kuta. Sesampainya di bis kami mendapat informasi bahwa
ada satu tempat yang tidak dapat kami kunjungi yaitu Istana Tampak Siring
karena sedang ada kunjungan Presiden Kenya selama 2 hari mulai pada hari ini.
Jadi Istana tersebut harus disterilkan dari kunjungan umum. Padahal jadwal awal
kita mengunjungi Istana Tampak Siring pada hari pertama. Namun karena waktunya
tidak cukup maka diganti hari kedua. Dan karena dihari kedua ada informasi
bahwa Istana Tampak Siring tidak boleh dikunjungi selama 3 hari maka kunjungan
menuju Istana Tampak Siring harus dibatalkan.
2.
Pantai Kuta
Uuntuk sampai di Pantai Kuta,
membutuhkan waktu sekitar 52 menit dari Bajre Sandi. Saya sampai di Pantai Kuta
pada pukul 09.55WITA. Sesampainya di daerah sekitar Pantai Kutakami harus turun
dari bus supaya kami dapat sampai di Pantai Kuta.Pantai Kuta adalah suatu objek
wisata bahari yang terkenal di Bali. Kami diharuskan menaiki kendaran yang
lebih kecil karena jalan untuk menuju Pantai Kuta tidak bisa dilalui oleh bis
besar. Akhirnya kami turun dan pindah ke angkot. Supaya angkot tersebut segera
berjalan, angkot tersebut harus membawa 20 penumpang. Saat semua anak laki-laki
di bus E
pindah ke angkot kita lansung
berangkat dengan pembalap angkot,mereka sesama angkot saling adu cepat.Sesampainya
di Pantai Kuta, saya langsung penasaran dan ingin melihat Pantai Kuta yang
disebut-sebut merupakan salah satu pantai yang indah di Bali.
Saat saya menuju di pantai tersebut, saya kecewa
karena Pantai Kuta yang saya lihat sudah tidak lagi seperti yang saya
bayangkan. Air di Pantai Kuta berwarna coklat dan banyak sampah yang berada di
Pantai Kuta yang membuat pemandangan disana menjadi kurang enak untuk dipandang.
Namun saya juga sempat ikut berfoto disana. Tentunya dengan para Bule yang
sedang berada disana.
Disana saya diberi waktu 1 jam 25 menit. Setelah saya
puas berfoto disana, saya langsung menuju angkot lagi karena kami sudah
kepanasan dikarenakan suhu disana lebih panas daripada suhu di Jawa.
Sesampainya diangkot, kami masih menunggu lama disana karena 5 teman kami belum
tiba di angkot 5
orang laki-laki. Yang 3 sudah kami coba hubungi supaya cepat menuju ke angkot.
Namun semuanya sulit dihubungi karena nomornya tidak aktif. Terpaksa kami harus
menunggu disana. Tidak lama kemudian, 2 teman kami yang laki-laki datang dan
membawa 4 orang perempuan yang awalnya bukan merupakan rombongan angkot kami.
Dan 3 teman kami yang bekum sampai akhirnya ditinggal karena angkotnya sudah
penuh. Namun 1 orang dari kami harus turun karena kelbihan penumpang. Akhirnya Agus yang sudah lebih dulu sampai harus
turun dan menunggu angkot berikutnya karena dia duduk disamping pintu. Kami
sebenarnya merasa kasihan karena dia ditinggal disana dan harus bergabung
dengan orang yang kurang akrab. Seampainya di bus, kami langsung menaiki bis E karena sudah tidak tahan dengan suhu
yang sangat panas. Saat angkot berikutnya sampai, semua teman kami pun terkumpul
Setelah Agus sampai, kami pun langung memberi
tepuk tangan serentak kepadanya di bus E karena dia sudah mau berkorban bagi
orang lain supaya cepat berangkat menuju bis dan dia rela menunggu untuk
menunggu angkot yang lain hahaha. Setelah semua lengkap, kami beranjak dari
Pantai Kuta dari pukul 11.20 WITA dan menuju sebuah Masjid di Bali untuk
melakukan ibadah Sholat Jum’at disana. Kami tiba di Masjid tersebut pada pukul
11.49 WITA. Untuk yang laki-laki yang beragama Islam langung dipersilahkan
untuk melakukan ibadah Sholat Jum’at dan yang nonislam serta yang perempuan
diberi kebebasan untuk menunggu di bis atau berfoto di Patung Kuda yang
terletak di simpang lima di depan Masjid. Kami melaksanakan ibadah Sholat
Jum’at selama 33 menit sampai pukul 12.22 WITA. Setelah melaksanakan Sholat Jum’at, kami masih menunggu di bis
selama 10 menit karena yang perempuan muslim diberi keempatan untuk sholat
dzuhur sekalian ashar karena akan melanjutkan perjalanan kembali. Setelah semua
kembali ke bis, kami melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Benoa dan memakan
waktu sekitar 1 jam 38 menit dari Masjid.
3.
Tanjung
Benoa
Saya tiba di Tanjung Benoa pada pukul 14.00. Disana kami disediakan makan siang terlebih dahulu. Namun karena saya melihat antrean yang sangat panjang, saya menyempatkan diri untuk berfoto dengan teman saya Wanda terlebih dahulu baru mengantre. Setelah itu kami diberi kebebasan untuk memilih dan menikmati wahan diana yang pertama berwisata keuatu pulau yang dikenal dengan Pulau Penyu dengan anggaran 50.000/orang dan minimal harus mengajak 10 orang teman,. 50.000 untuk transportasi dan 10.000 untuk memberi makan para satwa yang ada di Pulau Penyu. Untuk Banana Boat kami harus membayar 250.00 untuk menikmati wahana tersebut. Dan untuk Paralayang kami harum membayar sekitar 350.000, Namun rombongan kami hanya memilih kunjungan ke Pulau Penyu. Dan saya tidak memilih satu wahana pun karena untuk uang sebanyak itu sangat berharga bagi saya dan juga teman saya banyak yang ikut saya untuk duduk di sebuah gubuk di tepi pantai untuk menikmati pemandangan disana.
Bahkan saya sempat berfoto dengan latar belakang laut
dan di udara ada pesawat yang akan mendarat karena lokasi Tanjung Benoa yang
angat dekat dengan Bandara. Sebenarnya saya Cuma iseng karena melihat Pesawat
yang sering lewat sana dengan jarak yang sangat singkat. Lama-kelamaan saya
berfikir untuk berfoto dengan latar belakang pesawat karena itu sangat jarang
dilakukan manuisa pada umumnya.
Tanjung Benoa adalah suatu permukaan darat yang paling
ujung di Bali dan merupakan tempat berlabuh dari Bali menuju pulau Penyu.
Disana saya sangat kehausan karena lokasi yang terbuka. Saya sempat ingin
membeli air minum botolan dan ketika
saya bertanya tentang harganya, ternyata harganya 10.000 untuk ukuran botol
tanggung. Padahal di Jawa hanya 2.500. Akhirnya saya tidak jadi membeli dan
memutuskan untuk mencari tempat yang lain. Saya pun mendapat tempat lain. Saya
membeli air minum gelasan dan harganya 1.000. Saya rasa itu lebih baik dari
pada yang awal karena hanya naik 2 kali lipat. Sedangkan yang awal tadi naik 4
kali lipat. Karena hanya 1 gelas, saya sangat menghargainya sekali karena sudah
tidak ada air minum lagi di bis. Bahkan air itu saya habiskan dengan waktu 15
menit. Setelah sampai di bis lagi, kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai
Pandhawa pada pukul 15.07 WITA dari Tanjung Benoa. Untuk sampai di Pantai
Pandhawa kami harus menempuh perjalanan selama 53 menit.
4. Pantai Pandhawa
Saya sampai di Pantai Pandhawa pada pukul 16.00 WITA. Disana saya menikmati suasana Pantai Pandawa selama 1 jam 38 menit sampai pukul 17.38 WITA.
Setibanya disana saya berfoto dahulu dengan latar
belakang tebing tinggi yang ada tulisannya Pantai Pandhawa.Pantai Pandhawa
adalah suatu pantai yang terkenal di Bali yang ada bulu babinya. Setelah itu, saya langsung
menuju pantai dan berganti baju karena saya ingin basah-basahan disana. Alasan
saya bermain disana, karena Pantai Pandhawa merupakan tempat wisata bahari yang
terakhir dikunjungi, jadi kesempatan itu saya manfaatkan
upaya saya tidak harus berganti baju berulang kali. Cukup pada tempat wisata
air terakhir saja. Sebelum itu, saya dan Agus juga menyempatkan diri untuk
berfoto.
Saya berganti baju diruang ganti di tepi pantai.
Setelah saya berganti baju, saya langung menuju pantai dan menikmati wahana air
berupa perahu dayung yang mana
biayanya lebih murah yaitu 50.000 untuk 3 orang, dan wahana itu tidak dibatasi
waktu. Kita bisa menikmatinya sampai kita puas. Saya menaiki perahu tersebut
dengan 2 teman saya yaitu Rio
dan Latip atau yang sering dikenal dengan pak rt. Saya berada dibagian belakang
sedangkan Rio
didepan dan Latif
berada ditengah. Awalnya Latif
tidak mau untuk berada ditengah karena apabila duduk ditengah maka tidak dapat
ikut mendayung dan merasakan rasanya mengendalikan sebuah perahu. Setelah saya
dan rio
memaksa latif
untuk duduk ditengah akhirnya dia mau untuk berada ditengah. Saya dan rio mulai mendayung perahu kearah ombak
yang mana pantai tersebut sedang surut.
Dan saya sempat berkeliling dibagian tepi pantai. Kami pun juga diajak untuk
balapan sebanyak 2 kali. Yang pertama ditantang oleh grup perempuan yaitu Dara,
Laela, dan Okti. Kami pun memenangkan pertandingan tersebut. Karena kami merasa
menang karena hanya keberuntungan, soalnya yang kami lawan adalah cewek.
Akhirnya kami mencari lawan yang sebanding. Kami pun bertemu dengan Aziz, Danu
dan Helmi yang sekiranya seimbang dengan kami. Tanpa berfikir panjang, kami pun
mengajak mereka untuk bartanding dayung perahu dengan garis fisnish yang telah
disepakati. Dalam pertandingan itu, kami juga memenangkannya. Dan kami merasa
lebih hebat untuk kelas pemula. Hahahaha. Saat kami masih bersenang-senang
mengarungi air, kami mendengar pengumuman bahwa rombongan dari SMA N 1 Tengaran
dimohon segera kembali ke bis karena waktu yang disediakan telah habis. Kami
pun harus segera menepi dan saking asyiknya kami tidak menyadari bahwa
orang-orang disekitar kita ternyata bukan rombongan kami. Mereka sudah menepi
sejak tadi. Saat kami membilas, rombongan kami hanya tinggal 7 orang saja. Saya
dan rio
menjadi orang yang terakhir menuju ke bis. Setelah kami puas berada di Pantai Pandhawa, kami melanjutkan
perjalanan menuju GWK pada pukul 17.38 WITA.
4.
GWK
Saya
tiba di GWK pada pukul 17.56 WITA. Kami berada disana sekitar 1 jam 14 menit.GWK
adalah objek wiata yang menyajikan patung Wisnu Kencana dan Garuda Wisnu
Kencana dengan ukurang yang besar. Sebelum sampai disana, saya dan rekan satu
bis diberi lelucon oleh Bli Edy. Katanya bagi yang lagi Halangan dilarang turun
dari bis karena ada komodo yang berkeliaran disana. Katanya, komodo tersebut
dapat mencium bau darah wanita yang sedang halangan dan apabila hal tersebut
terjadi, maka resikonya sangatlah tinggi. Maka bagi yang halangan dimohon untuk
turun di bis. Bli Edy pun berkata seakan meyakinkan kita bahwa hal tersebut
benar adanya. Dia juga ingin membuktikannya. Tidak lama kemudian, seluruh isi
bis disuruh untuk menoleh kearah kiri jalan karena disana ada seekor komodo
yang berkeliaran. Ternyata komodo yang selama ini dibicarakan hanyalah patung
yang sengaja dibuat untuk menambah daya tarik wisatawan terhadap GWK.
Sesampainya disana, kami langsung masuk ke objek
wisata Garuda Wisnu Kencana. Pada pintu masuk, kami langsung dihibur dengan
tarian adat bali yang dikenal dengan nama Joget Bumbung. Tarian ini di
tampilkan oleh beberapa orang yang memainkan alat musik dari bambu dan satu
orang sebagai penari. Setelah itu kami menuju ke patung Wisnu Kencana. Sebelum
itu, kami harus menaiki tangga terlebih dahulu karena patung Wisnu Kencana di
letakkan di wilayah yang tinggi karena dianggap sebagai patung yang suci.
Sebelum saya menaiki anak tangga, saya membaca sebuah papan peringatan yang
isinya bahwa wanita yang sedang haid dilarang untuk melewati batas tersebut
karena wilayah tersebut dianggap suci. Ternyata yang dimaksud Bli Edy tadi
adalah peringatan ini. Saya pun melanjutkan langkah saya menuju patung Wisnu
Kencana. Setelah tiba disana, saya berfoto didepan patung Wisnu Kencana dan
tidak lupa di depan patung Garuda Wisnu Kencana.
Selain itu, saya juga dapat menyaksikan rekontruksi rencana pembuatan patung Dewa Wisnu yang tingginya 75 MDPL dan lebar 60 M mengalahkan patung Liberty yang ada di New York AS. Setelah itu saya berfoto di depan patung yang disucikan dan tidak boleh disentuh. Ternyata saya juga menjadi rombongan terakhir dari SMA N 1 Tengaran yang berada disana. Saya keluar dari GWK dan baru menyadari bahwa rombongan yang kami ikuti adalah rombongan dari brebes. Setelah saya keluar, saya pun membaca bahwa pengunjung yang sudah keluar dilarang untuk masuk kembali. Namun saya tidak kehabian akal. Saya berpura-pura bertanya pada kasir yang kita lalui dijalan keluar. Sebelum saya beranjak pergi dari sana, Vio pun membantu saya dengan berpura-pura mengetahu bahwa rombongan kami baru saja lewat dijalan keluar. Saya pun langsung mengucapkan terimakasih kepada kasir tersebut dan berpura mengejar rombongan kami di jalan arah keluar. Akhirnya kami dapat masuk kembali ke GWK. Hahahaha. Ternyata rombongan kami menuju ruangan pentas seni yang ada di GWK karena ada jadwal untuk menonton Tari Kecak dari Bali. Saya langsung menuju kesana dan ikut menonton tarian tersebut. Ini fotonya
Setelah tarian tersebut selesai, kami menuju ke bis
untuk melanjutkan perjalanan menuju Dewata pada pukul 19.10 WITA dari GWK. Saat
hendak menuju Dewata, kami satu bis C kompak untuk menari dan bernyanyi
sepanjang perjalanan menuju Dewata. Bahkan Kak Arjuna yang merupakan biro
perjalanan dan Pak Adhe serta Pak Bejo yang merupakan Guru Pendamping ikut
bergoyang didalam bis. Bis kami pun mendapat nominasi bis paling ramai dan
paling kompak. Hebat kan ?. Kami pun berkeringat didalam bis AC karena saking
asyiknya bergoyang. Hahahaha
6. Dewata
Saya tiba di Dewata pada pukul 20.14
WITA. Disana saya berfoto dengan peragawati yang berperan sebagai penari adat
di Bali sebelum masuk ke Dewata. Setelah itu kami dipersilahkan untuk segera
menuju tempat belakang untuk makan malam disana. kami dihibur dengan organ
tunggal.
Setelah selesai makan, kami dipersilahkan untuk
berbelanja disana. Disana saya berbelanja dengan teman saya yang bernama Danu.
Saya sebenarnya sudah mau membayar ke kasir. Namun karena Danu masih mencari
oleh-oleh untuk Adiknya dan Ibunya, akhirnya saya harus menunggunya sampai
dapat. Setelah mendapat 1 buah kaos dan 1 buah daster, akhirnya kami baru mau
membayar ke kasir. Sebelum sampai ke kasir, kami sempat melihat-lihat
pernak-pernik yang ada disana, kami pun memutuskan untuk membeli masing-masing
1 buah. Namun setelah sampai dikasir, antreannya sudah menumpuk panjang. Dan
selagi menunggu kami berfikir kalau hanya gantungan kunci kalau sampai jatuh
atau hilang pasti susah mencarinya. Akhirnya kami kembali lagi menuju tempat
pernak-pernik untuk mengembalikan gantungan kunci tersebut ke tempatnya semula.
Setelah itu baru kami membayar ke kasir.
Disana, saya membeli 1 sarung khas Bali dan 1 baju Hawaii. Saat keluar,
ternyata hasil foto saat masuk tadi dibuat menjadi gantungan kunci dan saya
harus membayar 10.000. Setelah saya membayarnya, saya berfikir untungnya saya
tidak jadi membeli gantungan kunci yang ada didalam. Karena saat ini saya sudah
mendapat gantungan kunci khas Bali dengan wajah saya dan penari adat Bali pada
bagian depannya serta pada bagian belakangnya terdapat gambar yang menyatakan
bahwa gantungan kunci tersebut asli diperoleh dari Dewata Bali. Setelah puas
berbelanja di Dewata, kami langsung menuju Hotel Taman Wirama. Untuk sampai di
Hotel, kami memakan waktu 1 jam mulai pada pukul 22.00 WITA dari Dewata dan
sampai di Hotel pukul 23.00 WITA untuk beristirahat dan persiapan buat wisata
pada hari berikutnya. Sesampainya di Hotel, kami diperbolehkan untuk mengambil
pakaian yang kami letakkan di bagasi bis. Setelah tiba di Hotel, biro langung
membagikan kunci kamar dan mengumumkan rekan-rekan satu kamar yang
diperoleh.Ternyata saya satu kamar dengan teman satu kelas saya yaitu Agus, Latif dan Bondan. Setelah masuk
kamar, kami langsung mandi dan Sholat lalu menonton TV sebelum tidur. Saya
sempat terbangun pada pukul 03.00 WITA dan tidur lagi sampai pukul 04.30 WITA.
Setelah terbangun, saya langsung mandi, Sholat dan menyiapkan pakaian untuk
kunjungan pada hari ketiga. Begitu juga teman saya yang lain. Sebelum
berangkat, kami makan terlebih dahulu di Hotel pada pukul 06.00 WITA. Dan
setelah itu persiapan pemberangkatan menuju pusat oleh-oleh Cening Ayu pada
pukul 08.20 WITA dari Hotel. Untuk sampai di pusat oleh-oleh Cening Ayu
memerlukan waktu 35 menit dari Hotel. Selama di Bis kami sangat beremangat
karena hari ini merupakan hari terakhir kunjungan kami selama di Bali.
2.4 Hari Ketiga
1. Pusat Oleh-oleh Cening Ayu
Saya sampai di Pusat Oleh-oleh Cening Ayu pada pukul
08.55 WITA. Saya berada disana hanya sekitar 37 menit untuk berbelanja
oleh-oleh khas Bali.Cening Ayu adalah suatu pusat oleh-khas Bali yang terkenal
disana.
Disana kami mendapat diskon untuk setiap pembelian 1
icon makanan, namun hanyalah 2% saja. Saya membeli 1 wadah kopi arabica khas
bali seharga 11.000 karena saya sudah mencicipinya. Dan rasaya cukup berasa
dilidah. Makanya saya membelinya. Dan saya juga mencicipi Pie susu disana. Tapi
menurut saya rasanya itu tidak cocok buat saya. Makanya saya tidak membelinya.
Saya pun membeli Brem khas Bali seharga 12.000 yang sekiranya orang di rumah
pasti mau memakannya. Setelah saya mendapatkan yang saya cari, saya langsung
membayarnya ke kasir dan saya hanya mendapat diskon sebanyak 1000 saja. Saya
berada disana sampai pukul 09.32 WITA dan melanjutkan perjalanan menuju pasar
seni Sukawati. Untuk sampai di pasar seni Sukawati, kami memerlukan waktu
selama 12 menit karena letaknya yang sangat dekat yaitu di Jl. Raya Guwang
Sukawati Gianyar Bali.
2. Pasar Seni Sukawati
Saya tiba di Pasar Seni Sukawati
pada pukul 09.46 WITA.Saya berada disana selama 36 menit. Saya disana tidak
berminat untuk berbelanja karena disana harus pintar-pintar menawar supaya
tidak ditipu terlalu banyak. Saya masuk ke pasar seni tersebut hanya untuk
melihat suasana dari pasar seni Sukawati yang menjadi tempat kunjungan wisata
yang kerap dikunjungi di Bali.
Disana saya hanya lewat saya sampai banyak pedagang
yang keluar karena ingin melariskan dagangannya. Saya pun hanya menjawab dengan
senyum. Disana semua pedagang bersaing untuk menjual dagangannya dengan meraih
untung yang banyak. Sampai-sampai jika ada pengunjung yang berhenti dan melihat
dagangan penjual agak lama, maka dia akan ditarik kedalam. Isu yang beredar,
katanya kalau sudah masuk di kios pedagang, maka harus membeli minimal 1 icon
sebelum keluar dari kios. Mendegar hal tersebut, saya dan teman saya Maryanto
ingin membuktikan langsung isu yang beredar dimasyarakat terebut. Setelah saya
masuk kedalam pasar dan bertanya-tanya soal harga kaos disana, ternyata isu
tersebut tidak benar. Saya tidak perlu membeli barang yang ada disana jika saya
mau keluar. Saya cukup merasa kurang cocok dengan barang-barang yang ada disana
maka saya bisa keluar dan mencari tempat lain. Saya juga menyempatkan berfoto
ditengah-tengah keramaian pasar. Namun saya mencari tempat yang agak longgar di
depan tempat orang berjualan lukisan.
Setelah melihat-lihat isi dan merasakan suasana pasar
seni Sukawati, saya langsung menuju ke bis mengingat waktu yang diberikan
dipersingkat. Saya sampai di bis pukul 10.22 WITA dan akan melanjutkan
perjalanan menuju pusat perbelanjaan pakaian Joger. Untuk sampai di Joger kami
memerlukan waktu sebanyak 1 jam 31 menit.
3. Pusat Belanja Joger
Saya sampai di Pusat Belanja Joger
pada pukul 11.53 WITA.
Joger adalah suatu pusat perbelanjaan kaos yang
terkenal di Bali. Setelah tiba di Joger kami diperbolehkan untuk belanja dengan
durasi waktu 1 jam. Saya disana hanya membeli 1 buah topi dengan harga 30.000.
Yang membuat saya lama, saya harus menemani teman saya Andre untuk memilihkan
pakaian yang cocok untuk pacarnya. Jadi saya memakan waktu yang lebih lama.
Andre pun mengajak saya mengelilingi Joger sampai 4 kali. Disana Andre sempat
memilih jaket, namun warna yang ada dirasa kurang cocok. Lalu dia mencari kaos
legan panjang. Namun ukuran yang ada tidak pas. Akhirnya dia membelikannya kaos
lengan pendek dengan tulisan joger dibagian depan ditambah corak batik pada
tulisan tersebut. Disana kami juga diberi stiker dengan tulisan VIP. Namun tidak berari apa-apa.
Setelah positif untuk membelinya,
kami menuju kasir dan harus mengantre sekitar 50 orang. Akhirnya kami menggabungkan
semua barang belanjaan 4
orang menjadi 1. Yang membayar ke kasir Joko dan yang titip adalah saya, Agus, dan Latif. Kami memberi uang kepada Joko supaya dibayarkan ke kair dan kami
hanya tinggal menunggu Joko
di pintu keluar. Setelah semua dibayar, saya langsung menuju ke bis untuk
melanjutkan perjalanan menuju Tanah Lot. Kami berangkat dari Joger menuju Tanah
lot pada pukul 13.08 WITA. Selama perjalanan menuju Tanah Lot, biro perjalanan
memberikan informasi bahwa terjadi penumpukan kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk.
Sehingga untuk mempersingkat waktu, biro memutuskan untuk kunjungan di Tanah
Lot cukup makan dan belanja serta ibadah Sholat saja. Semua agak kecewa, namun
karena semua itu demi kebaikan kita, kami harus mematuhinya. Untuk perjalanan
menuju Tanah Lot, kami memerlukan waktu selama 1 jam 58 menit.
4. Tanah Lot
Saya tiba di Tanah Lot pada pukul
15.06 WITA.
Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di bali yang mana
terdapat pura yang membuat wisatawan tertarik untuk kesana. Setelah sampai di
Tanah Lot, kami berfoto satu rombongan bis E sesuai kesepakatan pada waktu perjalanan.
Lalu kami makan dan Ibadah di pusat perbelanjaan di
Tanah Lot bernama Agung Bali. Setelah itu, kami menuju ke bis lagi untuk
perjalanan pulang menuju Jawa. Kami berangkat dari Tanah Lot pada pukul 16.24
WITA menuju pelabuhan Gilimanuk.
2.4.4
Perjalanan Pulang
1. Pelabuhan Gilimanuk
Kami tiba di Pelabuhan Gilimanuk
pada pukul 20.00 WITA/19.00 WIB. Untuk sampai di Pelabuhan Ketapang dari
Pelabuhan Gilimanuk kami memakan waktu selama 2 jam. Kami mengantre selama 37
menit untuk masuk kedalam kapal dan mulai menyeberang menuju Pelabuhan Ketapang
pada pukul 20.37 WITA/19.37 WIB. Di dalam kapal, saya merasa sangat lelah dan
saya tertidur saat perjalanan didalam kapal.
2. Pelabuhan Ketapang
Saya sampai di Pelabuhan Ketapang pada pukul 22.37
WIB. Dan melanjutkan perjalanan sampai menuju SMA N 1 Tengaran. Namun kami
makan terlebih dahulu di Grafika Resto yang terletak di Jl. Raya Situbondo KM
13.
3. Grafika Resto
Saya tiba di Grafika Resto pada
pukul 22.58 WIB. Disana saya makan malam dan Sholat. Setelah Sholat, kami
dijadwalkan untuk melanjutkan perjalanan menuju SMA N 1 Tengaran. Namun kami
masih menunggu bis B yang masih terjebak macet selama setengah jam dan baru
melanjutkan perjalanan pada pukul 23.24 WIB. Di dalam bis kami yang laki-laki
tertidur pulas dan banyak yang tertangkap kamera saat sedang tidur karena yang
perempuan ingin balas dendam setelah banyak yang diambil fotonya ketika tidur.
Mereka memotret saat pagi sekitar pukul 03.00 WIB apalagi banyak yang mukanya
dicoret-coret dengan lipstik karena tertidur duluan sebelum anak laki-laki yang
lain tidur. Maklum, anak laki-laki wajar kalau agak nakal. Hahaha. Mulai hari
pertama sampai malam terakhir sudah banyak yang menjadi korban kenakalan kami
anak laki-laki di bis E.
Apalagi yang tertangkap kamera sedang tertidur dengan mulut yang terbuka. Semua
anak laki-laki kena foto diwaktu anak perempuan pura-pura hendak ke toilet
tetapi mereka malah mengambil foto anak
laki-laki yang tertidur pulas di bis.
4. Masjid Jami’ Al-Mabrur
Kami pun berhenti di Masjid Jami’
Al-Mabrur di Pasuruan pada pukul 05.03 WIB untuk melaksanakan Sholat subuh
disana. Saat hendak berwudhu, saya melihat suatu galon yang berisi air matang
disana. Mengingat di bis sudah tidak ada air lagi, setelah sholat saya kembali
ke bis dan mengambil sikat gigi dan botol bervolume 1,5 L untuk saya isi.
Setelah Sholat, kami pun melanjutkan perjalanan pulang dari Masjid Jami’
Al-Mabrur Pasuruan pada pukul 05.36 WIB. Saat perjalanan pulang, kami merasa
lelah dan lemas karena sudah 5 hari kami melakukan aktivitas dengan sedikit
beristirahat. Namun setelah ada informasi dari biro bahwa kita masih ada jadwal
makan dan mandi. Semua langsung menjadi semangat lagi. Kami berhenti di Nirwana
Resto yang berlokasi di Jl. Gatot Subroto Nganjuk untuk makan dan mandi.
5. Nirwana Resto
Saya tiba di Nirwana Resto pada pukul 08.38 WIB.
Disana saya hanya makan dan cuci muka saja. Karena teman-teman yang lain
sepakat untuk tidak mandi. Soalnya tanggung, rencananya saya akan mandi dirumah
saja. Setelah makan kami melanjutkan perjalanan menuju SMA N 1 Tengaran pada
pukul 09.30 WIB. Saat kami dalam perjalanan pulang, kami langsung semangat
kembali karena sudah mendapat tenaga lagi. Berbeda dengan bis lain, rombongan
bis kami masih kuat untuk bernyanyi dan bergoyang kembali sampai 1 jam. Disaat
waktu perjalanan ada pengumuman bahwa semua bis akan berhenti di 4 tempat yang
pertama Pasar Karanggede, Pasar suruh, Terminal Tingkir, dan SMA N 1 Tengaran.
Pada saat itu saya berencana untuk turun di SMA N 1 Tengaran. Beberapa teman sudah turun terlebih dahulu di pasar
karanggede tetapi masih banyak yang mau turun di SMA N 1 Tengaran,setelah
sampai di sekolah sekitar jam 14.00 saya langsung turun dan mengambil koper
dibagasi bis,dan saya pun disuruh untuk berjalan kepasar karena mobil bapa saya
tidak bias masuk ke gang sekolah dikarenakan jalan nya dipenuhi dengan bis.saya
pun sampai dirumah sekitar jam 14.15
BAB 3 PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Sebagai warga negara Indonesia, kita juga harus bangga
memiliki daerah wisata yang terkenal diwilayah Asia bahkan di Dunia. Sebagai
wisatawan yang baik, kita juga harus mengenalkan tempat wisata yang ada di
Indonesia selain di Bali. Bahkan mulai dari yang terdekat dari rumah kita. Jadi
bukan hanya Bali saja yang terkenal di mata Dunia. Mungkin kelak pulau-pulau
yang lain akan ikut di kenal masryarakat Internasional seperti Jawa, Jogja,
Papua dan lain-lain.
7.2
Saran
Sebagai warga begara yang baik, kita juga harus
mengenalkan dan ikut menjaga serta meletarikan tempat wisata atau cagar budaya
yang ada di wilayah kita supaya dapat di kenal di mata Dunia seperti Pulau
Bali. Minimal dimulai dari diri sendiri.
3. Narasi
singkat wisata di Bali.
Study
Tour ini berlangsung kurang lebih selama 5 hari. Dalam kurun waktu 5 hari
tersebut saya mendapat suatu pengalaman yang tidak bisa terlupakan dimana kita
dapat bergembira berama-sama dengan teman yang awalnya kurang akrab dan
sekarang bisa menjadi teman dekat. Kita melewati 5 hari terebut dengan penuh
warna dan keceriaan dimana kita dapat berbagi, berenag-senang, dan bercanda
bersama-sama.
Study
Tour ini mengajarkan kita bahwa rasa sosial terhadap sesama juga dibutuhkan
selain mementingkan peljaran umum di sekolah. Selain itu kita juga mendapat
wawasan dan ilmu yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti
peduli lingkungan dan satwa yang hidup disekitar kita.
Walaupun
lelah, tetapi kita tetap merasa bersemangat karena kita bersama-sama. Jadi rasa
persatuan memang selalu dibutuhkan dan merupakan kekuatan terkuat di suatu
negara seperti Negara Kesatuan Repubik Indonesia supaya kita dapat menjunjung
tinggi rasa persatuan untuk kemajuan negara.
jangan lupa terus intip http://zacans.blogspot.co.id/?m=1 biar lebih HITZzzzz.....^_^
Jammin' Jars Casino - Hollywood, FL - JM Hub
BalasHapusThe 제주 출장안마 Jammin' Jars Casino 경상남도 출장샵 Hotel 김포 출장샵 in Hollywood, FL has 김포 출장마사지 three hotel rooms. This hotel has 양주 출장안마 a casino, a sauna, and a snack bar.