Jumat, 05 Agustus 2016

CONTOH KARYA WISATA DI BALI


Keindahan Pulau Wisata Bali
 

        Disusun oleh   :
          NAMA            : ELSA ZANUARISMA
          NO                  : 31
KELAS           : XII RPL I





SMK NEGERI 1 TENGARAN
TAHUN AJARAN 2016/2017 





KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik, dan hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga karya tulis ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pengetahuan dibidang wisata di Indonesia
            Harapan saya semoga karya tulis ini membantu dan menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi karya tulis ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
            Karya tulis ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sekarang sangatlah kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan atau tanggapan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya tulis ini.



































DAFTAR ISI

1.      HALAMAN JUDUL ........................................................................................................................ 1
2.      KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... 2
3. DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 3 

4. ABSTRAK ........................................................................................................................................ 4 

5. BAB I . PENDAHULUAN ................................................................................................................ 6
1.1    Alasan Pemilihan Judul dan Cover ..................................................................................... 6
1.2    Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 6
1.3    Ruang Lingkup Masalah .................................................................................................... 6
1.4    Metode Penulisan ............................................................................................................. 6
1.5    Sistematika Penulisan ........................................................................................................ 7
6.  BAB II . PEMBAHASAN MASALAH ............................................................................................ 8
2.1    Letak Geografis Pulau Bali ................................................................................................ 8
2.2    Masyarakat / Sosial ........................................................................................................... 9
2.3    Adat Istiadat/Budaya ........................................................................................................ 11
2.3.1   Pemerintahan ................................................................................................................... 16
2.3.2    Hari – Hari Besar ........................................................................................................... 19
2.4    Kunjungan Selama Di Bali ............................................................................................... 22
2.4.1   Hari Pertama ................................................................................................................... 23
2.4.2   Hari Kedua ...................................................................................................................... 25
2.4.3   Hari Ketiga ...................................................................................................................... 36
2.4.4   Perjalanan Pulang ............................................................................................................. 39
7.  Bab III . Penutup .............................................................................................................................. 42

7 Kesimpulan ........................................................................................................................................ 42

7.2 Saran .............................................................................................................................................. 42

8. Daftar Pustaka ................................................................................................................................. 43



ABSTRAK
Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan Study Tour di Bali ini adalah untuk mengetahui letak geografis , sistem pemerintahan, kondisi masyarakat/sosial, adat istiadat/budaya, dan hari-hari besar yang ada di Pulau Bali serta mengunjungi lokasi-lokasi yang bersangkutan dengan Karya Tulis ini secara langsung. Dan mengetahui apakah semua kegiatan yang akan diikuti siswa SMK 1 Tegaran apakah dapat dikunjungi dan berjalan lancar atau tidak. Serta mengetahui hasil yang sesungguhnya saat kegiatan berlangsung baik di Pulau Bali maupun tempat-tempat lain yang dijadikan sebagai bahan untuk membuat Karya Tulis.
Tempat-tempat yang dijadikan untuk Study di lapangan selama di Bali adalah Danau Beratan Bedugul, Bajra Sandhi, Pantai Kuta, Tanjung Benoa, Pantai Pandhawa, GWK, pusat oleh-oleh Dewata, pusat oleh-oleh Cening Ayu, Pasar Seni Sukawati, Pusat Belanja Joger, dan Tanah Lot.
Semua tujuan kegiatan Study Tour SMK 1 Tengaran di Bali sudah banyak sumber yang memaparkan semua informasinya yang telah disusun dengan baik. Dalam kegiatan Study Tour ini, ada satu tempat yang tidak dapat dikunjungi yaitu Istana Tampak Siring karena ada kunjungan oleh Presiden Kenya di Bali selama 2 hari. Karena Presiden Tersebut berada di Istana Tampak Siring, maka wilayah tersebut harus disterilkan selama 3 hari. Sebenarnya kita dapat mengunjunginya apabila kita sampai di Bali kita pada pukul 09.00 WITA. Tetapi kenyataanya kita sampai pada pukul 11.00 WITA karena penumpukan kendaraan yang terjadi Pelabuhan sehingga kunjungan menuju Tanah Lot harus di tunda dan diganti hari berikutnya. Namun setelah hari selanjutnya, ada informasi bahwa kunjungan menuju Istana Tampak Siring dibatalkan. Kemudian kami juga sampai di SMK 1 Tengaran pada pukul 14.00 WIB. Padahal jadwal awalnya kita sampai di SMK 1 Tengaran pada pukul 09.00 WIB. Hal tersebut dapat terjadi karena kita  mengantre di Pelabuhan terlalu lama. Selain itu, kita juga harus mandiri untuk melakukan Ibadah karena jadwal yang direncakan berubah. Seharusnya kita sampai jam sekian tetapi kenyataanya kita maih berada dijalan. Namun hal tersebut tidak bisa dihindari lagi. Kita juga harus menjalaninya senang hati karena semua yang dilakukan disana adalah yang terbaik. Semua ini diakibatkan karena penutupan pelabuhan selama 1 hari dikarenakan ada perayaan hari Nyepi di Bali pada tanggal 9 Maret 2016.
Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini diantaranya adalah wawasan kita mengenai Pulau Bali bertambah karena kita dapat mengunjungi dan mengetahui secara langsung kondisi tempat-tempat yang dikunjungi dan dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan Karya Tulis. Dapat menceritakan kembali pengalaman tentang kunjungan yang dilakukan selama di Bali. Dapat beradaptasi dengan teman yang tidak satu kelas. Dan yang terpenting adalah terselesainya tugas Bahasa Indonesia kelas XI semester 2 yaitu pembuatan Karya Tulis karena sumber yang kita jumpai semakin banyak dan terpercaya sehingga dapat mempermudah kita untuk membuat Karya Tulis ini.

























BAB 1
PENDAHULUAN

1.1     Alasan Pemilihan Judul dan Cover
Alasan penulis memilih Judul “Keindahan Pulau Wisata Bali” karena penulis terpesona oleh keindahan Pulau Bali dengan objek wisatanya yang sudah dikunjungi oleh penulis selama 3 hari penuh bersama teman – teman dan pembimbing yang menyenangkan. Alasan penulis memilih Cover merah dengan latar belakang bebas karena hal tersebut telah disetujui dan disepakati oleh rekan-rekan satu kelas XI MIPA 6 dan Guru Pembimbing.

1.2       Tujuan Penulisan
Karya Tulis ini ditulis oleh penulis karena penulis ingin memenuhi tujuan umumnya yaitu menyeleaikan Tugas Bahasa Indonesia semester 2 tentang karya wisata siswa di Bali. Yang kedua penulis ingin mengenalkan pesona wisata Pulau Bali  yang sangat indah melalui pengalaman yang sudah dijalani langung oleh penulis dan menyalurkannya melalui sarana Karya Tulis ini. Yang ketiga, penulis ingin berlatih membuat skripsi untuk persiapan kuliah nanti salah satunya dengan cara membuat Karya Tulis seperti ini.

1.3              Ruang Lingkup Masalah
                     ·            Apa saja tempat yang dikunjungi selama kunjungan di Bali ?
                     ·            Apa saja ilmu yang didapat selama kunjungan di Bali ?
                     ·            Apa saja yang membuat Bali begitu menarik untuk dikunjungi ?

1.4       Metode Penulisan
Sebagai bahan pembuatan karya tulis ini, penulis menerapkan 3 metode penulisan yaitu :
1.      Metode Obervasi yaitu pengumpulan data secara langsung dengan cara penulis mengunjungi secara langsung objek wisata pada hari Rabu, 9 Maret 2016 sampai Minggu, 13 Maret 2016 di Bali.
2.      Metode Wawancara yaitu memberi pertanyaan langsung kepada narasumber terpercaya terkait tempat yang dikunjungi selama di Bali.
3.      Metode Keputakaan yaitu mengumpulkan berbagai sumber informasi lain yang dirasa dibutuhkan untuk melengkapi data Karya Tulis ini seperti buku dan situs internet terpercaya dan karya tulis yang lain.

1.5       Sistematika Penulisan
Karya Tulis ini disusun dengan sistematika sebagai berikut untuk mempermudah pemahaman pembaca.
                                ·            BAB 1 : PENDAHULUAN yang berisi alasan pemilihan judul dan cover, tujuan penulisan, ruang lingkup masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
                                ·            BAB 2 : PEMBAHASAN MASALAH yang berisi letak geografis Pulau Bali, pemerintahan, masyarakat/sosial, adat istiadat/budaya, hari-hari besar, dan kunjungan selama di Bali secara terperinci.
                                ·            BAB 3 : PENUTUP yang berisi kesimpulan dan saran.

















BAB 2 PEMBAHASAN MASALAH

2.1       Letak Geografis Pulau Bali
Secara geografis , Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu.Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuaan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budaya nya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia.Bali juga dikenal dengan julukan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.


Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung Berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di Bumi Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha.Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau Beratan atau Bedugul, Buyan, Tamblingan, dan Batur Alam Bali yang indah menjadikan pulau Bali terkenal sebagai daerah wisata.
Bali adalah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kota provinsi ini adalah Denpasar. Bali juga merupakan nama dari pulau utama di wilayah ini.Di awal kemerdekaan Indonesia, pulau ini termasuk dalam Provinsi Sunda Kecil yang ber ibukota di Singaraja, dan kini terbagi menjadi 3 provinsi: Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan, dan Pulau Serangan.
Ibu Kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat lesenian dan peristirahatan, terletak di Kabupaten Gianyar. Nusa Lembongan adalah sebagai salah satu tempat menyelam (diving), terletak di Kabupaten Klungkung. Sedangkan Kuta, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan utama pariwisata baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan, spa, dan lain-lain, terletak di Kabupaten Badung.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan, dan 701 desa/kelurahan.
           
2.2       Masyarakat/Sosial
Dasar-dasar pokok sistem sosial kemasyarakatan orang Bali menurut Geria (2000:63) bertumpu pada empat landasan utama, yaitu kekerabatan, wilayah, agraris, dan kepentingan khusus.Ikatan kekerabatan telah membentuk sistem kekerabatan dan kelompok-kelompok kekerabatan.Sistem kekerabatan masyarakat Bali umumya berlandaskan prinsip patrilineal. Kelompok-kelompok kekerabatan merentang dari unit terkecil, yaitu keluarga inti, meluas ke unit menengah keluarga luas, sampai dengan klan patrilineal. Ikatan kesatuan wilayah terwujud dalam bentuk komunitas desa adat dengan sub-sistemnya banjar-banjar.Dalam bidang kehidupan agraris berkembang organisasi subak.Selanjutnya, dalam ikatan kelompok-kelompok kepentingan khusus terwujud sebagai organisasi sekaa.
Ikatan kesatuan wilayah yang terwujud dalam bentuk komunitas desa pakraman lebihlanjut diatur dengan Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 03 Tahun 2001. Dalam Perda tersebut dijelaskan bahwa Desa Pakraman adalah kesatuan masyarakat hukum adat di Propinsi Bali yang mempunyai satu kesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup masyarakat umat Hindu secara turun-temurun dalam ikatan Kahyangan Tiga (Kahyangan Desa) yang mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri serta berhak mengurus rumah tangga sendiri. Dari Perda ini paling tidak dapat ditemukan enam unsur pokok yang membentuk desa pakraman, yaitu (1) kesatuan masyarakat hukum adat di Propinsi Bali, (2) mempunyai satu kesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup masyarakat umat Hindu secara turun temurun, (3) dalam ikatan Kahyangan Tiga (Kahyangan Desa), (4) mempunyai wilayah tertentu, (5) mempunyai harta kekayaan sendiri, dan (6) berhak mengurus rumah tangganya sendiri.
Dari keenam unsur itu dapat dipahami bahwa Perda tersebut hendak menegaskan bahwa sistem sosial masyarakat (desa pakraman) Bali bercorak Hindu. Seperti dijelaskan Sirtha (Astra,dkk. 2003:71) bahwa agama Hindu yang dianut oleh masyarakat Bali memberikan corak yang khas bagi desa pakraman. Kegiatan masyarakat adat dijiwai oleh agama Hindu yang dimanifestasikan dalam pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Kahyangan Tiga sebagai tempat pemujaan menjadi simbol pemersatu bagi masyarakat adat dalam melaksanakan upacara pemujaan sebagai wujud bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Substansi awig-awig desa pakraman, juga dikatakan dijiwai oleh agama Hindu yang merupakan penjabaran dari falsafah Tri Hita Karana, yaitu (1) parhyangan sebagai kongkretisasi tempat pemujaan kepada Sang Hyang Widhi Wasa yang mengatur kegiatan manusia dalam melakukan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa dalam wujud upacara keagamaan; (2) pawongan sebagai perwujudan hubungan manusia dengan sesamanya dalam melaksanakan berbagai kegiatan sosial; dan (3) palemahan atau wilayah berupa perwujudan hubungan manusia dengan alam yang menjadi tempat pemukiman dan sumber kehidupan masyarakat. Jadi, sistem dan struktur sosial kemasyarakatan dalam masyarakat Hindu di Bali dibangun di atas kerangka Tri Hita Karana yang terdiri atas tiga gatra, yaitu parhyangan, pawongan, dan palemahan.
Ini berarti bahwa desa pakraman merupakan satu kesatuan yang harmonis dari tiga gatra, yaitu krama desa sebagai gatra pawongan membutuhkan ruang untuk melaksanakan aktivitasnya berupa kewajiban hidup (dharma) di wilayah desa pakraman, yaitu gatra palemahan.Kenyataan bahwa manusia adalah bagian dari alam sehingga manusia mempengaruhi alam dan sebaliknya, alam juga mempengaruhi kehidupan manusia. Suriadiredja (Astra,dkk.2003:254) mengatakan bahwa untuk melangsungkan kehidupannya manusia akan selalu tergantung kepada lingkungannya, baik lingkungan alam tempat tinggalnya maupun lingkungan sosial tempat mereka hidup berkelompok atau bermasyarakat.

2.3       Adat Istiadat/Budaya.
Adat dan kebudayaan yang ada pada masyarakat Bali sangat erat kaitannya dengan agama dan kehidupan relijius masyarakat Hindu. Keduanya telah memiliki akar sejarah yang demikian panjang dan mencerminkan konfigurasi ekspresif dengan dominasi nilai dan filosofi relijius agama Hindu. Dalam konfigurasi tersebut tertuang aspek berupa esensi keagamaan, pola kehidupan, lembaga kemasyarakatan, maupun kesenian yang ada didalam masyarakat Bali. Adat istiadat dan budaya masyarakat Bali tidak lepas dari sembilan faktor tersebut yang selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Agama Bali


Mayoritas masyarakat Bali menganut ajaran Hindu yang mempunyai kerangka dasar dengan meliputi tiga hal; filsafat, upacara, dan Tata Susila. Secara hakikat ajaran Bindu merupakan Panca Cradha yang memiliki arti lima keyakinan yakni Widhi Cradha ialah keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, Atma Cradha ialah keyakinan akan adanya atman atau jiwa pada setiap makhluk, Karma Pala Cradha ialah keyakinan terhadap hukum perbuatan, Punarbhawa Cradha adalah keyakinan terhadap adanya reinkarnasi atau kelahiran kembali setelah kematian, Moksa Cradha adalah keyakinan terhadap moksa yaitu kebahagiaan yang kekal abadi.

Pola Kehidupan Masyarakat


Pola kehidupan masyarakat Bali sangat rigid dan terikat pada norma-norma baik agama maupun sosial. Dalam konteks norma agama misalnya, setiap pemeluk Hindu Bali wajib untuk melaksanakan sembahyang atau pemujaan pada pura tertentu diwajibkan pada satu tempat tinggal bersama dalam komunitas, dalam kepemilikan tanah pertanian diwajibkan dalam satu subak tertentu, diwajibkan dalam status sosial berdasarkan warna, pada ikatan kekerabatan diwajibkan menurut prinsip patrilineal.

Pola Pemukiman

Struktur pemukiman masyarakat Bali dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu pemukiman pola kosentris seperti yang terjadi pada masyarakat Bali yang tinggal di pegunungan dan pemukiman menyebar seperti yang terjadi pada masyarakat Bali yang berada di dataran rendah.  Pada pola kosentris, desa adat yang menjadi titik sentral.Sedangkan pada pola menyebar, desa terbagi-bagi kedalam satu kesatuan wilayah yang lebih kecil yang disebut Banjar.

 

Musik


Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh lainnya.Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam teknik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera.Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya gamelan jegog, gamelan gong gede, gamelan gambang, gamelan selunding dan gamelan Semar Pegulingan.Ada pula musik Angklung dimainkan untuk upacara ngaben serta musik Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.
Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyaryang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda serta Joged Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal, gong dan perkusi kayu. Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling memengaruhi daerah budaya di sekitarnya, misalnya pada musik tradisional masyarakat Banyuwangi serta musik tradisional masyarakat Lombok.

Tari

 


Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok, yaituwali atau seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung danbalih-balihanatau seni tari untuk hiburan pengunjung.
Pakar seni tari Bali I Made Bandem pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali misalnya Berutuk, Sang Hyang Dedari, Rejang dan Baris Gede, bebali antara lain ialah Gambuh, Topeng Pajegan dan Wayang Wong, sedangkan balih-balihan antara lain ialah Legong, Parwa, Arja, Prembon dan Joged serta berbagai koreografi tari modern lainnya.
Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah Tari Kecak dan Tari Pendet.Sekitar tahun 1930-an, Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sang Hyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.
Tarian Wali : Hyang Hiamg Dedari, Syang Hiang Jaran, Tari Rejang, Tari Baris.
Tarian Bebali : Tari Topeng, Gambuh.
Tarian Bali-Balihan : Tari Legong, Arja, Joged Bumbung, Drama Gong, Barong, Tari Pendet, Tari Kecak, Calon Arang,  Tari Janger.

Pakaian daerah

Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya.Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.
Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:




·         Udeng (ikat kepala)
·         Kain kampuh
·         Umpal (selendang pengikat)
·         Kain wastra (kemben)
·     Sabuk
·     Keris
·     Beragam ornamen perhiasan


Sering pula dikenakan baju kemeja, jas dan alas kaki sebagai pelengkap.


Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari: 
  • Gelung (sanggul)
  • Sesenteng (kemben songket)
  • Kain wastra
  • Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada
  • Selendang songket bahu ke bawah
  • Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam
  • Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap.

Senjata

Keris, Tombak, Tiuk, Taji, Kandik, Caluk, Arit, Udud, Gelewang, Trisula, Panah, Penampad, Garot, Tulud, Kis-Kis, Anggapan, Berang, Blakas,Pengiris, Pengutik

Rumah Adat

Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China)
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan dan parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana.Pawongan merupakan para penghuni rumah.Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna.Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan penyampaian komunikasi.Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.
                  


2.3.    Pemerintahan
1. Desa Adat
Kegiatan yang dilakukan dalam desa adat meliputi bidang adat dan keagamaan, dimana suatu desa adat di Bali memiliki aturan adat tersendiri yang di tuangkan dalam awig-awig desa.

Dari segi pemerintahan adat, masing-masing desa adat bersifat otonomi, dalam arti setiap desa adat mempunyai aturan tesendiri yang hanya berlaku bagi warga desa/ banjar yang bersangkutan, yang sama sekali terlepas dari sistem pemerintahan Republik Indonesia. Walau demikian aturan-aturan yang tertuang dalam awig-awig sama sekali tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku baik di tingkat nasional maupun daerah. Batas wilayah geografis suatu desa adat adalah sama dengan batas pemerintahan adat yang secara fisik ditentukan oleh batas alam seperti sawah, sungai, bukit, gunung, garis pantai, lautan jalan dan sebagainya.
Sampai saat ini jumlah desa adat yang terdapat di Kabupaten Gianyar mengalami penambahan. Dan di setiap desa adat atau lebih dikenal dengan istilah desa pakraman maish memegang falsafah hidup yang berdasarkan pada ajaran agama Hindu, dan masih tetap berpegang pada konsep Tri Hita Karana, Tat Twan Asi dan Desa Kala Patra.
Anggota desa adat dinamakan sebagai Krama Adat atau sering disebut Krama Desa.Namun ada juga di beberapa tempat krama tersebut di golongkan lagi menurut status pribadi dan perkawinannya, utuh atau duda. Prajuru Desa Adat merupakan perangkat desa adat yang berfungsi untuk senantiasa menjaga kesuciaan dan keselarasan serta keserasian kehidupan dalam desa adat dengan menjaga ketertiban, keamanan dalam arti yang dinamis bersama-sama segenap anggota masyarakat adatnya, guna mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin. Dalam melaksanakan tugasnya, Prajuru desa adat berpegang kepada aturan-aturan yang ditentukan dalam awig-awig yang didalamnya memiliki satua-satuan Kahyangan Tiga.Secara garis besar awig-awig mengatur hubungan anggota masyarakat adat dalam keyakinannya terhadap Tuham Yang Maha Esa/ Sanghyang Widhi Wasa, hubungan antar sesama anggota masyarakat adat dan hubungan anggota masyarakat dengan wilayah dan lingkunannya.
Secara umum jabatan-jabatan dalam Prajuru Desa Adat adalah sebagai berikut :
1.      Bendesa Adat atau Kelian Adat sebagai kepala desa adat.
2.      Petajuk Bendesa sebagai wakilnya.
3.      Penyarikan sebagai juru tulis.
4.      Sinoman atau Kesinoman sebagai juru arah.
5.      Jero Mangku, Mangku Desa atau Jero Gede untuk jabatan Pimpinan pelaksana upacara di Pura Kahyangan Desa.
6.      Pekaseh atau Kelian Subak untuk jabatan yang mengurusi pengairan subak.
Semua aturan-aturan/ awig-awig yang berlaku pada suatu desa adat berpegang teguh pada falsafah ini yang merupakan suatu konsepsi keseimbangan antara manusia, Tuhan Yang Maha Esa/ Sanghyang Widhi Wasa dan alam lingkungannya, karena Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta telah menciptakan manusia beserta alam/ bumi yang mengandung segala sumber potensi kebutuhan hidup bagi manusia. Tri Hita Karana sebagai pola dasar keorganisasin Desa Adat dalam mewujudkan hal sebagai berikut :
1.      Unsur Sanghyang Widhi Wasa
Dengan konsep Tri Murti yaitu : Bhrahma, Wisnhu dan Siwa merupakan manifesatasi Tuhan Yang Maha Esa sebagai Maha Pencipta, Maha Pemelihara dan Maha Pelebur. Dalam Desa Adat dicerminkan dalam Tri Kahyangan (Kahyangan/ Pura Puseh, Pura Desa/ Bale Agung dan Pura Dalem)
2.      Unsur Manusia
Krama Adat terorganisir secara tertib dengan pimpinan para prajuru adat.Falsafat Tat Twam Asi merupakan dasar kehidupan Krama Adat yang lebih mengutamakan keputusan umum dan menyelaraskan kepentingan pribadi dalam hubungannya dengan kepentingan krama adatnya.
3.      Unsur Alam
Wujudnya adalah palemahan atau wilayah desa adat dengan batas-batasnya yang definitif yang dikukuhkan dengan suatu upacara tertentu.Palemahan desa adat meliputi luas wilayah Asengker kekuasaan Pula Bale Agung.
2. Desa Dinas
Lingkup kegiatan desa dinas berfungsi pada bidang administrasi kepemerintahan formal atau kedinasan serta bidang pembangunan umum. Secara struktural pemerintahan desa dinas terkait langsung dengan sistem pemerintah Republik Indonesia. Dalam kaitannya dengan wilayah desa adat, terdapat pola hubungan wilayah yaitu :
·         Satu desa dinas bisa mencakup beberapa desa adat.
·         Satu desa dinas terdiri atas satu desa adat.
·         Satu desa adat bisa mencakup beberapa desa dinas.
·         Satu desa adat juga terbagi ke dalam beberapa desa dinas.
Dalam hal kedinasan, desa dinas membawahi sejumlah Banjar Dinas. Selain itu, keunikan pada sistem pemerintahan tersebut terbilang berbeda dari daerah yang lain.

2.3.2 Hari-hari Besar
            Di Bali terdapat hari-hari besar yang sering dirayakan sebagian besar masyrakat Bali terutama bagi pemeluk agama Hindu dan dihormati juga oleh masyarakat umum maupun tourist yang berkunjung disana baik tourist lokal maupun asing untuk menghormati merek yang merayakan diantaranya sebagai berikut :
Galungan
Penjelasan Hari Raya Galungan tersurat dalam Lontar Sunarigama, di mana hari raya ini dirayakan setiap Budha Kliwon Dungulan sesuai penanggalan kalender Bali. Kata Galungan dalam bahasa Jawa bersinonim dengan kata Dungulan yang artinya menang atau unggul yang maknanya adalah mendapatkan kemenangan yang benar dalam hidup ini merupakan sesuatu yang seharusnya kita perjuangkan.
Pada hakekatnya Galungan adalah perayaan bagi kemenangan “Dharma” (kebenaran) melawan “Adharma”(Kebatilan). Selain itu, Galungan pada hakikatnya untuk mensinergikan kekuatan suci yang ada dalam diri setiap manusia untuk membangun jiwa yang terang untuk menghapuskan kekuatan gelap (adharma) dalam diri.
Tuhan sebagai pencipta dipuji dan di puja, termasuk leluhur dan nenek moyang keluarga diundang turun ke dunia untuk sementara kembali berada di tengah–tengah anggota keluarga yang masih hidup.Sesajen menyambut kedatangan leluhur itu disajikan pada di sebuah Merajan/sanggah keluarga. Penjor selamat datang dibuat dari bambu melengkung, dihiasi janur dan bunga dan diisi sanggah di bagian bawahnya serta hiasan lamak di pancang di depan pintu masuk rumah masing-masing.
Sebelum puncak perayaan Galungan ada rangkaian yang disebut sugian, embang sugian, penyajaan, dan penampahan.Sugian terdiri dari tiga kali, yaitu Budha Pon wuku Sungsang yang sering disebut Sugian Tenten.Sugian itu penyucian awal.Tenten artinya sadar atau kesadaran.Galungan hendaknya dirayakan dengan kesadaran rohani.Mengikuti tradisi hendaknya dengan kesadaran, orang yang sadar adalah orang yang bisa membeda-bedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang patut dan mana yang tidak patut.Wrehaspati Wage wuku Sungsang adalah Sugian Jawa, maknanya perayaan ini untuk menyucikan bhuwana agung/alam semesta.Bhuana agung menyucikan alam lingkungan hidup kita ini.Sedangkan Sugian Bali pada Sukra Kliwon Sungsang yang bermakna sebagai media untuk menyucikan diri pribadi.Embang Sugian pada Redite Paing Wuku Dungulan yaitu untuk mengheningkan kesadaran diri sampai suci (nirmala).Esoknya pada hari penyajahan dinyatakan untuk memohon air suci sebagai permohonan restu pada Tuhan. Pada Anggara Wage wuku Dungulan disebut penampahan yang maknanya dalam hal ini adalah ”menyembelih” sifat-sifat kebinatangan yang bersembunyi dalam diri kita, seperti sifat Rajah dan Tamah. Setelah dilakukan tahap tersebut barulah mencapai puncak Hari Raya Galungan.
Perayaan ini biasanya diakukan persembahyangan di pagi hari dan setelah itu semua orang keluar ke jalan dengan berpakaian baru yang indah, mengunjungi sanak saudara dan handai tolan, sambil menikmati kebesaran hari raya tersebut dan bersyukur atas segala berkah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan yang Maha Esa. Semua itu dilakukan karena masyarakat Bali percaya bahwa mereka telah diberi berkah yang berlimpah oleh Tuhan mereka.
Kuningan
Hari raya ini datangnya sepuluh hari setelah Galungan.Ini adalah hari raya khusus, di mana para leluhur yang setelah beberapa saat berada dengan keluarga sekali lagi disuguhkan sesajen dalam upacara perpisahan untuk kembali ke stananya masing-masing.Sedangkan di pedesaan ada beberapa Barong “ngelawang” beberapa hari diikuti sekolompok anak-anak dengan tetabuhan / gambelan.
Dalam Kuningan menggunakan upakara sesajen yang berisi simbul tamiang dan endongan, di mana makna tamiang memiliki lambang perlindungan dan juga juga melambangkan perputaran roda alam yang mengingatkan manusia pada hukum alam. Jika masyarakat tak mampu menyesuaikan diri dengan alam, atau tidak taat dengan hukum alam, risikonya akan tergilas oleh roda alam. Oleh karena itu melalui perayaan ini umat diharapkan mampu menata kembali kehidupan yang harmonis (hita) sesuai dengan tujuan agama Hindu.Sedangkan endongan maknanya adalah perbekalan.Bekal yang paling utama dalam mengarungi kehidupan adalah ilmu pengetahuan dan bhakti (jnana).Sementara senjata yang paling ampuh adalah ketenangan pikiran. Perayaan ini juga dimaksudkan agar umat selalu ingat kepada Sang Pencipta, Ida Sang Hyang Widi Wasa dan mensyukuri karunia-Nya. Melalui perayaan ini umat juga dituntut selalu ingat menyamabraya, meningkatkan persatuan dan solidaritas sosial.Selain itu, melalui rerahinan umat diharapkan selalu ingat kepada lingkungan sehingga tercipta harmonisasi alam semesta beserta isinya.
Nyepi
Nyepi adalah hari raya tahun baru caka bagi umat Hindu. Di mana pada Tahun Baru Saka yang jatuh pada “Penanggal Ping Pisan Sasih Kadasa” menurut sistim kalender Hindu Nusantara, merayakannya dengan sepi yang kemudian bernama “Nyepi” artinya membuat suasana sepi, tanpa kegiatan (amati karya), tanpa menyalakan api (amati gni), tanpa melakukan perjalanan keluar rumah (amati lelungaan) dan tanpa hiburan (amati lelanguan) yang dikenal dengan istilah “Catur berata penyepian”.Selama 24 jam penuh kesunyian dan keheningan dijaga dan dihormati semua orang, lalu lintas kendaraan di larang, tidak boleh menyalakan lampu ataupun bekerja, setiap orang harus tinggal di rumah, sehingga kegiatan masak harus dilakukan pada hari sebelumnya.
Sehari sebelum hari raya Nyepi, upacara kurban suci mecaru untuk menenangkan roh-roh jahat dilakukan di setiap perempatan jalan, kemudian diikuti dengan pengusiran bhuta kala.Upacara ini dilakukan dari senja hingga malam hari di mana sekelompok anak- anak, dan muda-mudi berkumpul dan berbaris membawa bunyi-bunyian dan obor letupan-letupan terus dilakukan untuk menakuti-nakuti roh jahat tersebut agar keluar jauh dari desa masing-masing. Secara tradisi, pada hari Nyepi semua orang tinggal dirumah berpuasa, meditasi/semedi dan bersembahyang dan juga melakukan tapa, berata, yoga, samadhi untuk menyimpulkan serta menilai Trikaya pribadi-pribadi dimasa lampau dan merencanakan Trikaya Parisudha dimasa depan. Di hari itu pula umat mengevaluasi dirinya, seberapa jauhkah tingkat pendakian rohani yang telah dicapainya, dan sudahkah masing-masing dari kita mengerti pada hakekat tujuan kehidupan di dunia ini.
Setelah Nyepi, diharapkan kita sudah mempunyai nilai tertentu dalam evaluasi kiprah masa lalu dan rencana bentuk kehidupan selanjutnya yang mengacu pada menutup kekurangan-kekurangan nilai dan meningkatkan kwalitas beragama. Demikianlah tahun demi tahun berlalu sehingga semakin lama kita umat Hindu akan semakin mengerti pada hakekat kehidupan di dunia, yang pada gilirannya membentuk pribadi yang dharma, dan menjauhkan hal-hal yang bersifat adharma.
Saraswati
Hari raya ini khusus ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Aji Saraswati, Dewi Ilmu pengetahuan dan sastra. Hari raya ini dirayakan sekali dalam 210 hari (sesuai kalender Bali yaitu pada Sabtu Umanis Watugunung. Setiap orang mempersembahkan sesajen di buku-buku, lontar dan benda benda lain yang berhubungan dengan sastra dan ilmu pengetahuan sebagai rasa syukur atas turunnya ilmu pengetahuan dan sebagai penghormatan kepada ilmu pengetahuan. Sehari setelah hari saraswati disebut hari banyupinaruh, yang berarti air pengetahuan di mana filosofinya adalah pada saat manusia tersebut sudah menguasai ilmu maka dia diwisuda yang memiliki simbolisasi dibersihkan dari sisa kekotorannya, dijernihkan pikirannya lewat prosesi melukat di sungai, atau laut, atau sumber mata air lainnya. Simbolisasi di sungai karena diharapkan ilmu yang telah dipelajari saat saraswati bisa mengalir lancar, simbolisasi di laut bermakna agar ilmu yang dipelajari bisa membuat pengetahuan kita luas dan

dalam serta bisa menjadi peleburan segala kebodohan dan awidya, simbolisasi di mata air karena diharapkan ilmu yang kita pelajari bisa menjadi sumber pencerahan, kehidupan tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga masyarakat banyak dan ilmu yang diperoleh manusia seharusnya dimanfaatkan untuk hal-hal yang baik di jalan dharma.
2.4       Kunjungan Selama Di Bali 
Selama di Bali saya mengunjungi berbagai tempat wiata yatu :


1.      Bedugul.

2.      Bajra Sandi

3.      Pantai Kuta

4.      Tanjung Benoa

5.      Pantai Pandhawa

6.      GWK

7.      Dewata

8.      Pusat Oleh-oleh Cening Ayu

9.      Pasar Seni Sukawati

10.  Pusat Belanja Joger

11.  Tanah Lot




2.5         Hari Pertama
1.            Danau Beratan Bedugul
Saya sampai di Bedugul pada pukul 17.45 WITA, saya berada disana hanya 15 menit saja sampai jam 18.00 WITA dikarenakan jalan yang macet akibat 1 hari sebelum sampai di Bali banyak kendaraan yang mengantre di pelabuhan dan masuk pada saat yang bersamaan sehingga tempat-tempat wisata disana banyak kendaraan yang memenuhi jalan sehingga membuat jalur menuju Bedugul macet sampai 3 km jadi waktu yang diperkirakan tidak seperti yang diharapkan pada kenyataanya.Dan yang lebih menghawatirkan yaitu ada bis dari rombongan kami yaitu bis C macet dijalan saat hendak naik ke dataran tinggi. Jadwal kunjungan mulai hari pertama sampai hari terakhir diubah karena waktu yang diperkirakan kurang tepat akibat penumpukan antrean kendaraan yang akan menyeberang di Pelabuhan Ketapang menuju ke Pelabuhan Gilimanuk. Akhirnya waktu kami berkurang sampai 4 jam. Akhirnya di hari pertama kami hanya mengunjungi 1 tempat wisata yaitu Danau Beratan Bedugul. Disana juga terdapat dermaga yang digunakan sebagai  jalan menaiki wisata air.

Disana saya hanya membeli nasi goreng diwarung dikarenakan hujan lebat dan kabut yang sudah mulai turun. Saat hujan mulai reda, saya hanya menyempatkan diri untuk berfoto sebanyak 2 kali di dermaga Danau Beratan Bedugul.
Bedugul ini adalah danau beratan yang paling dangkal, di daerah danau Bedugul ini banyak terdapat hasil pertanian.Bedugul berasal dari kata Bedogol.Hasil pertanian disini yang paling banyak dijumpai adalah buah buahan dan sayuran.Banyak jenis buah-buahan disini diantaranya adalah buah markisa, buah anggur, dan buah manila.Danau Bedugul terletak di Kabupaten Tabanan. Danau Bedugul ini merupakan tempat wisata pilihan di Bali, Suhu udara di Bedugul jauh lebih dingin dibandingkan tempat wisata lainnya..Kawasan wisata Bedugul, yang terletak di kabupaten Tabanan, menawarkan suasana perbukitan yang menyejukkan dan keindahan danau Tamablingan.Tempat ini juga menawarkan suasana perbukitan dengan suhu sekitar 18 derajat celcius plus danau yang begitu indah.Untuk menikmati keindahan danau di sini, cukup dengan menyewa speed boat anda dapat berkeliling danau.Dekat dengan danau ini juga anda dapat menikmati hidangan santap siang di restoran lokal dengan menu masakan Indonesia maupun juga internasional. Potensi Dibanding kawasan wisata lain di Bali, Bedugul memang beda. Hawa yang sejuk dan suasana yang tenang membuat orang betah berlama-lama di sana. Biasanya, wisatawan yang datang dan menginap di Bedugul adalah wisatawan ‘berkelas’.Mereka tinggal di sini agak lama untuk menikmati ketenangan.Wisatawan juga bisa sepuasnya menikmati keindahan danau sembari berperahu keliling danau atau memancing. Dengan biaya sekitar Rp.85.000 bisa mengelilini danau dengan speed boat..Jika enggan berperahu atau memancing, bisa duduk berlama-lama di restoran di tepi danau sambil melepas pandangan jauh ke tengah danau yang sangat indah dengan hamparan air yang jernih.
Sebelum saya pergi mengunjungi tempat wiata tersebut, saya diberi waktu untuk ISHOMA disuatu Restoran Lokal di Bali. Disana saya di perbolehkan makan 2 kali dikarenakan pada waktu paginya saya tidak makan karena saya harus mengantre di Pelabuhan ketapang hingga jam 09.45WIB/08.45 WITA dan Akhirnya saya tiba di Pelabuhan Gilimanuk pada pukul 11.04 WIB/10.04 WITA dan sampai di Local Resto pada pukul 12.05 WITA. Disana saya diberi waktu 1 jam 45 menit sampai pukul 13.50 WITA
Saya melanjutkan perjalanan mulai pukul 13.50 sampai pukul 17.45 tiba di Bedugul dan menuju Hotel Taman Wirama pukul 18.00 sampai 21.00. Sesampainya di Hotel, saya mandi lagi karena saya sangat berkeringat. Suhu disana sangat panas, jadi mudah bagi saya untuk mengeluarkan keringat. Setelah mandi saya sholat lalu tidur. Saya bangun jam 04.30 WITA untuk mandi dan sholat. Lalu makan di Hotel pada jam06.00. Setelah itu saya bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat wisata berikutnya. Saya keluar dari hotel pada pukul 07.25 WITA untuk menuju ke Bajre Sandi.

2.4       Hari Kedua
1.         Bajra Sandhi
Saya tiba di Bajra Sandhi pada pukul 07.57 WITA. Disana saya berjalan-jalan dan berfoto-foto di area Bajra Sandhi selama 1 jam sampai pukul 09.03 WITA. Setelah saya tiba di Bajra Sandi saya langsung menuju kepusat bangunan tersebut dan mengelilingi bagian dalam dari Bajra Sandi. Disana saya dapat melihat miniatur sejarah berdirinya Bajra sandhi mulai dari zaman penjajahan Belanda sampai bangunan tersebut didirikan. Bajra Sandhi, merupakan Monumen Perjuangan Rakyat Bali dan menjadi simbol heroik rakyat melawan para penjajah, monumen ini didirikan untuk menghormati para pahlawan serta merupakan lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat dalam mengusir kolonial Belanda
Bangunan Monumen Bajra Sandhi ini beberapa bagian bangunannya terdiri dari 17 anak tangga berada pada pintu utama, 8 buah tiang agung dalam gedung monumen, menjulang setinggi 45 meter. Terlihat begitu artistik dan penuh arti, melambangkan angka hari kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Letaknya strategis di tengah-tengah kota Denpasar, menjadikannya sebagai salah satu objek wisata Bali, yang terletak tengah kota dikelilingi oleh taman dan pohon tropis, serta lapangan hijau, sebagai tempat rekreasi dan bercengkrama bersama keluarga.dari Ibu pertiwi ini dari generasi ke generasi juga dari zaman ke zaman,  serta lambang semangat untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Monumen Bajra Sandhi terletak di depan Kantor Gubernur Bali, mengekspresikan sebuah genta yang tinggi menjulang  berada dalam padma (seroja), lambang pertemuan lingga dan yoni yaitu sifat maskulinitas dan sifat femininitas, memili arti agar melahirkan kesuburan serta kemakmuran, sehingga tercipta kesejahteraan umat. Bangunan ini menerapkan konsepsi Tri Mandala.Perjalanan dari bandara butuh sekitar 30 menit berkendaraan bermotor, lokasinya memang tidak begitu jauh serta mudah diakses. Tiba di lokasi, saat memasuki bangunan, anda bisa naik ke puncak candi melihat keindahan sekeliling taman kota, bangunan ini berada di lapangan Puputan Renon.
Mau berkunjung ke Bajra Sandhi atur perjalanan tour di Bali anda untuk mengunjungi tempat wisata dalam kota Denpasar dalam sehari penuh, sehingga bisa merangkai kunjungan tour dengan mengunjungi pasasr Kimbasari, Museum Bali, Art Centre dan juga pantai Sanur. Atau pilihan sewa mobil atau bahkan dengan sewa sepeda motor karena lokasi dan jarak tempat wisatanya berdekatan sehingga terhindar dari kemacetan.
Setelah saya berkeliling di dalam bangunan bersejarah tersebut, saya langsung menuju ke lantai bagian atas yan mana saya harus menaiki anak tangga yan sangat panjang dan sisususn memutar untuk sampai di puncak bangunan tersebut. Namun tidak semua rombongan dapat menaikinya. Karena tempat tersebut dianggap suci, maka bagi perempuan yang lagi haid dilarang unutk menuju kesana. Saat saya menaiki tangga, saya merasa agak pusing karena tangga tersebut disusun mengelilingi sebuah tiang yang terbuat dari kayu. Saya merasa beruntung karena saya dapat menuju bagian paling atas dari bangunan tersebut. Setelah saya sampai di puncak, Saya dapat melihat daerah sekitar Bajra Sandi di Bali. Disana terdapat kaca-kaca bening yang disediakan untuk melihat pemandangan diluar Bajra Sandhi dari puncak bangunan tersebut.
Setelah saya puas berfoto di puncak Bajra Sandhi, saya langsung turun  menuju halaman bangunan tersebut dan melilinginya. Disana saya menjumpai pemandangan yang sama di setiap sisi bangunan tersebut. Sampai saya lupa sudah sampai di pintu bagian yang mana karena saya tidak dapat membedakan antara satu sisi dengan yang lain. Pada ujung sudut bangunan tersebut terdapat sebuah bangunan kecil seperti pendapa berikut fotonya
Setelah saya berfoto disekitar halaman Bajra Sandhi, saya langsung keluar karena waktu yang diberikan sangat singkat dikarenakan biro perjalanan menargetkan untuk mengunjungi semua tempat wisata yang mana pada hari pertama kita ketinggalan 2 tempat wiata karena macet akibat penumpukan kendaraan di pelabuhan. Akhirnya semua tempat akan dikunjungi tetapi waktu yang diberikan akan dipersingkat. Saat saya akan kembali ke bis, saya melihat sebuah lapangan yang berfungsi sebagai pusat olahraga diakhir pekan atau hari libur. Dibagian tepi lapangan tersebut terdapat sebuah jalur yang dikhususkan untuk terapi bagi penderita rematik. Saya pun tidak melewatkan kesempatan untuk mencoba fasilitas tersebut. Hanya dengan melepas sandal dan berjalan menyusuri jalur tersebut saya sudah mendapatkan fasilitas terapi gratis. Saat saya menggunakan fasilitas tersebut, saya melihat ke kiri dan melihat Bajra Sandhi dari jarak yang agak jauh. Ternyata bangunan tersebut sangat indah untuk dilihat. Saya dan 2 teman saya tidak melewatkan momen tersebut dan menyempatkan diri unutk berfoto dilapangan tersebut dengan background Bajra Sandhi.

Setelah saya puas berada disana saya melanjutkan perjalanan menuju Pantai Kuta. Sesampainya di bis kami mendapat informasi bahwa ada satu tempat yang tidak dapat kami kunjungi yaitu Istana Tampak Siring karena sedang ada kunjungan Presiden Kenya selama 2 hari mulai pada hari ini. Jadi Istana tersebut harus disterilkan dari kunjungan umum. Padahal jadwal awal kita mengunjungi Istana Tampak Siring pada hari pertama. Namun karena waktunya tidak cukup maka diganti hari kedua. Dan karena dihari kedua ada informasi bahwa Istana Tampak Siring tidak boleh dikunjungi selama 3 hari maka kunjungan menuju Istana Tampak Siring harus dibatalkan.

2.     Pantai Kuta
            Uuntuk sampai di Pantai Kuta, membutuhkan waktu sekitar 52 menit dari Bajre Sandi. Saya sampai di Pantai Kuta pada pukul 09.55WITA. Sesampainya di daerah sekitar Pantai Kutakami harus turun dari bus supaya kami dapat sampai di Pantai Kuta.Pantai Kuta adalah suatu objek wisata bahari yang terkenal di Bali. Kami diharuskan menaiki kendaran yang lebih kecil karena jalan untuk menuju Pantai Kuta tidak bisa dilalui oleh bis besar. Akhirnya kami turun dan pindah ke angkot. Supaya angkot tersebut segera berjalan, angkot tersebut harus membawa 20 penumpang. Saat semua anak laki-laki di bus E pindah ke angkot kita lansung berangkat dengan pembalap angkot,mereka sesama angkot saling adu cepat.Sesampainya di Pantai Kuta, saya langsung penasaran dan ingin melihat Pantai Kuta yang disebut-sebut merupakan salah satu pantai yang indah di Bali.
Saat saya menuju di pantai tersebut, saya kecewa karena Pantai Kuta yang saya lihat sudah tidak lagi seperti yang saya bayangkan. Air di Pantai Kuta berwarna coklat dan banyak sampah yang berada di Pantai Kuta yang membuat pemandangan disana menjadi kurang enak untuk dipandang. Namun saya juga sempat ikut berfoto disana. Tentunya dengan para Bule yang sedang berada disana.

Disana saya diberi waktu 1 jam 25 menit. Setelah saya puas berfoto disana, saya langsung menuju angkot lagi karena kami sudah kepanasan dikarenakan suhu disana lebih panas daripada suhu di Jawa. Sesampainya diangkot, kami masih menunggu lama disana karena 5 teman kami belum tiba di angkot 5 orang laki-laki. Yang 3 sudah kami coba hubungi supaya cepat menuju ke angkot. Namun semuanya sulit dihubungi karena nomornya tidak aktif. Terpaksa kami harus menunggu disana. Tidak lama kemudian, 2 teman kami yang laki-laki datang dan membawa 4 orang perempuan yang awalnya bukan merupakan rombongan angkot kami. Dan 3 teman kami yang bekum sampai akhirnya ditinggal karena angkotnya sudah penuh. Namun 1 orang dari kami harus turun karena kelbihan penumpang. Akhirnya Agus yang sudah lebih dulu sampai harus turun dan menunggu angkot berikutnya karena dia duduk disamping pintu. Kami sebenarnya merasa kasihan karena dia ditinggal disana dan harus bergabung dengan orang yang kurang akrab. Seampainya di bus, kami langsung menaiki bis E karena sudah tidak tahan dengan suhu yang sangat panas. Saat angkot berikutnya sampai, semua teman kami pun terkumpul
Setelah Agus sampai, kami pun langung memberi tepuk tangan serentak kepadanya di bus E karena dia sudah mau berkorban bagi orang lain supaya cepat berangkat menuju bis dan dia rela menunggu untuk menunggu angkot yang lain hahaha. Setelah semua lengkap, kami beranjak dari Pantai Kuta dari pukul 11.20 WITA dan menuju sebuah Masjid di Bali untuk melakukan ibadah Sholat Jum’at disana. Kami tiba di Masjid tersebut pada pukul 11.49 WITA. Untuk yang laki-laki yang beragama Islam langung dipersilahkan untuk melakukan ibadah Sholat Jum’at dan yang nonislam serta yang perempuan diberi kebebasan untuk menunggu di bis atau berfoto di Patung Kuda yang terletak di simpang lima di depan Masjid. Kami melaksanakan ibadah Sholat Jum’at selama 33 menit sampai pukul 12.22 WITA. Setelah melaksanakan  Sholat Jum’at, kami masih menunggu di bis selama 10 menit karena yang perempuan muslim diberi keempatan untuk sholat dzuhur sekalian ashar karena akan melanjutkan perjalanan kembali. Setelah semua kembali ke bis, kami melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Benoa dan memakan waktu sekitar 1 jam 38 menit dari Masjid.

3.        Tanjung Benoa

            Saya tiba di Tanjung Benoa pada pukul 14.00. Disana kami disediakan makan siang terlebih dahulu. Namun karena saya melihat antrean yang sangat panjang, saya menyempatkan diri untuk berfoto dengan teman saya Wanda terlebih dahulu baru mengantre. Setelah itu kami diberi kebebasan untuk memilih dan menikmati wahan diana yang pertama berwisata keuatu pulau yang dikenal dengan Pulau Penyu dengan anggaran 50.000/orang dan minimal harus mengajak 10 orang teman,. 50.000 untuk transportasi dan 10.000 untuk memberi makan para satwa yang ada di Pulau Penyu. Untuk Banana Boat kami harus membayar 250.00 untuk menikmati wahana tersebut. Dan untuk Paralayang kami harum membayar sekitar 350.000, Namun rombongan kami hanya memilih kunjungan ke Pulau Penyu. Dan saya tidak memilih satu wahana pun karena untuk uang sebanyak itu sangat berharga bagi saya dan juga teman saya banyak yang ikut saya untuk duduk di sebuah gubuk di tepi pantai untuk menikmati pemandangan disana.
Bahkan saya sempat berfoto dengan latar belakang laut dan di udara ada pesawat yang akan mendarat karena lokasi Tanjung Benoa yang angat dekat dengan Bandara. Sebenarnya saya Cuma iseng karena melihat Pesawat yang sering lewat sana dengan jarak yang sangat singkat. Lama-kelamaan saya berfikir untuk berfoto dengan latar belakang pesawat karena itu sangat jarang dilakukan manuisa pada umumnya.

Tanjung Benoa adalah suatu permukaan darat yang paling ujung di Bali dan merupakan tempat berlabuh dari Bali menuju pulau Penyu. Disana saya sangat kehausan karena lokasi yang terbuka. Saya sempat ingin membeli air minum botolan dan ketika saya bertanya tentang harganya, ternyata harganya 10.000 untuk ukuran botol tanggung. Padahal di Jawa hanya 2.500. Akhirnya saya tidak jadi membeli dan memutuskan untuk mencari tempat yang lain. Saya pun mendapat tempat lain. Saya membeli air minum gelasan dan harganya 1.000. Saya rasa itu lebih baik dari pada yang awal karena hanya naik 2 kali lipat. Sedangkan yang awal tadi naik 4 kali lipat. Karena hanya 1 gelas, saya sangat menghargainya sekali karena sudah tidak ada air minum lagi di bis. Bahkan air itu saya habiskan dengan waktu 15 menit. Setelah sampai di bis lagi, kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Pandhawa pada pukul 15.07 WITA dari Tanjung Benoa. Untuk sampai di Pantai Pandhawa kami harus menempuh perjalanan selama 53 menit.

4.       Pantai Pandhawa

            Saya sampai di Pantai Pandhawa pada pukul 16.00 WITA. Disana saya menikmati suasana Pantai Pandawa selama 1 jam 38 menit sampai pukul 17.38 WITA.
Setibanya disana saya berfoto dahulu dengan latar belakang tebing tinggi yang ada tulisannya Pantai Pandhawa.Pantai Pandhawa adalah suatu pantai yang terkenal di Bali yang ada  bulu babinya. Setelah itu, saya langsung menuju pantai dan berganti baju karena saya ingin basah-basahan disana. Alasan saya bermain disana, karena Pantai Pandhawa merupakan tempat wisata bahari yang terakhir dikunjungi, jadi kesempatan itu saya manfaatkan upaya saya tidak harus berganti baju berulang kali. Cukup pada tempat wisata air terakhir saja. Sebelum itu, saya dan Agus juga menyempatkan diri untuk berfoto.

Saya berganti baju diruang ganti di tepi pantai. Setelah saya berganti baju, saya langung menuju pantai dan menikmati wahana air berupa perahu dayung yang mana biayanya lebih murah yaitu 50.000 untuk 3 orang, dan wahana itu tidak dibatasi waktu. Kita bisa menikmatinya sampai kita puas. Saya menaiki perahu tersebut dengan 2 teman saya yaitu Rio dan Latip atau yang sering dikenal dengan pak rt. Saya berada dibagian belakang sedangkan Rio didepan dan Latif berada ditengah. Awalnya Latif tidak mau untuk berada ditengah karena apabila duduk ditengah maka tidak dapat ikut mendayung dan merasakan rasanya mengendalikan sebuah perahu. Setelah saya dan rio memaksa latif untuk duduk ditengah akhirnya dia mau untuk berada ditengah. Saya dan rio mulai mendayung perahu kearah ombak yang mana pantai tersebut sedang surut. Dan saya sempat berkeliling dibagian tepi pantai. Kami pun juga diajak untuk balapan sebanyak 2 kali. Yang pertama ditantang oleh grup perempuan yaitu Dara, Laela, dan Okti. Kami pun memenangkan pertandingan tersebut. Karena kami merasa menang karena hanya keberuntungan, soalnya yang kami lawan adalah cewek. Akhirnya kami mencari lawan yang sebanding. Kami pun bertemu dengan Aziz, Danu dan Helmi yang sekiranya seimbang dengan kami. Tanpa berfikir panjang, kami pun mengajak mereka untuk bartanding dayung perahu dengan garis fisnish yang telah disepakati. Dalam pertandingan itu, kami juga memenangkannya. Dan kami merasa lebih hebat untuk kelas pemula. Hahahaha. Saat kami masih bersenang-senang mengarungi air, kami mendengar pengumuman bahwa rombongan dari SMA N 1 Tengaran dimohon segera kembali ke bis karena waktu yang disediakan telah habis. Kami pun harus segera menepi dan saking asyiknya kami tidak menyadari bahwa orang-orang disekitar kita ternyata bukan rombongan kami. Mereka sudah menepi sejak tadi. Saat kami membilas, rombongan kami hanya tinggal 7 orang saja. Saya dan rio menjadi orang yang terakhir menuju ke bis. Setelah kami puas berada di Pantai Pandhawa, kami melanjutkan perjalanan menuju GWK pada pukul 17.38 WITA.

4.             GWK          
Saya tiba di GWK pada pukul 17.56 WITA. Kami berada disana sekitar 1 jam 14 menit.GWK adalah objek wiata yang menyajikan patung Wisnu Kencana dan Garuda Wisnu Kencana dengan ukurang yang besar. Sebelum sampai disana, saya dan rekan satu bis diberi lelucon oleh Bli Edy. Katanya bagi yang lagi Halangan dilarang turun dari bis karena ada komodo yang berkeliaran disana. Katanya, komodo tersebut dapat mencium bau darah wanita yang sedang halangan dan apabila hal tersebut terjadi, maka resikonya sangatlah tinggi. Maka bagi yang halangan dimohon untuk turun di bis. Bli Edy pun berkata seakan meyakinkan kita bahwa hal tersebut benar adanya. Dia juga ingin membuktikannya. Tidak lama kemudian, seluruh isi bis disuruh untuk menoleh kearah kiri jalan karena disana ada seekor komodo yang berkeliaran. Ternyata komodo yang selama ini dibicarakan hanyalah patung yang sengaja dibuat untuk menambah daya tarik wisatawan terhadap GWK.

Sesampainya disana, kami langsung masuk ke objek wisata Garuda Wisnu Kencana. Pada pintu masuk, kami langsung dihibur dengan tarian adat bali yang dikenal dengan nama Joget Bumbung. Tarian ini di tampilkan oleh beberapa orang yang memainkan alat musik dari bambu dan satu orang sebagai penari. Setelah itu kami menuju ke patung Wisnu Kencana. Sebelum itu, kami harus menaiki tangga terlebih dahulu karena patung Wisnu Kencana di letakkan di wilayah yang tinggi karena dianggap sebagai patung yang suci. Sebelum saya menaiki anak tangga, saya membaca sebuah papan peringatan yang isinya bahwa wanita yang sedang haid dilarang untuk melewati batas tersebut karena wilayah tersebut dianggap suci. Ternyata yang dimaksud Bli Edy tadi adalah peringatan ini. Saya pun melanjutkan langkah saya menuju patung Wisnu Kencana. Setelah tiba disana, saya berfoto didepan patung Wisnu Kencana dan tidak lupa di depan patung Garuda Wisnu Kencana.


            Selain itu, saya juga dapat menyaksikan rekontruksi rencana pembuatan patung Dewa Wisnu yang tingginya 75 MDPL dan lebar 60 M mengalahkan patung Liberty yang ada di New York AS. Setelah itu saya berfoto di depan patung yang disucikan dan tidak boleh disentuh. Ternyata saya juga menjadi rombongan terakhir dari SMA N 1 Tengaran yang berada disana. Saya keluar dari GWK dan baru menyadari bahwa rombongan yang kami ikuti adalah rombongan dari brebes. Setelah saya keluar, saya pun membaca bahwa pengunjung yang sudah keluar dilarang untuk masuk kembali. Namun saya tidak kehabian akal. Saya berpura-pura bertanya pada kasir yang kita lalui dijalan keluar. Sebelum saya beranjak pergi dari sana, Vio pun membantu saya dengan berpura-pura mengetahu bahwa rombongan kami baru saja lewat dijalan keluar. Saya pun langsung mengucapkan terimakasih kepada kasir tersebut dan berpura mengejar rombongan kami di jalan arah keluar. Akhirnya kami dapat masuk kembali ke GWK. Hahahaha. Ternyata rombongan kami menuju ruangan pentas seni yang ada di GWK karena ada jadwal untuk menonton Tari Kecak dari Bali. Saya langsung menuju kesana dan ikut menonton tarian tersebut. Ini fotonya
Setelah tarian tersebut selesai, kami menuju ke bis untuk melanjutkan perjalanan menuju Dewata pada pukul 19.10 WITA dari GWK. Saat hendak menuju Dewata, kami satu bis C kompak untuk menari dan bernyanyi sepanjang perjalanan menuju Dewata. Bahkan Kak Arjuna yang merupakan biro perjalanan dan Pak Adhe serta Pak Bejo yang merupakan Guru Pendamping ikut bergoyang didalam bis. Bis kami pun mendapat nominasi bis paling ramai dan paling kompak. Hebat kan ?. Kami pun berkeringat didalam bis AC karena saking asyiknya bergoyang. Hahahaha
 6. Dewata
            Saya tiba di Dewata pada pukul 20.14 WITA. Disana saya berfoto dengan peragawati yang berperan sebagai penari adat di Bali sebelum masuk ke Dewata. Setelah itu kami dipersilahkan untuk segera menuju tempat belakang untuk makan malam disana. kami dihibur dengan organ tunggal.
Setelah selesai makan, kami dipersilahkan untuk berbelanja disana. Disana saya berbelanja dengan teman saya yang bernama Danu. Saya sebenarnya sudah mau membayar ke kasir. Namun karena Danu masih mencari oleh-oleh untuk Adiknya dan Ibunya, akhirnya saya harus menunggunya sampai dapat. Setelah mendapat 1 buah kaos dan 1 buah daster, akhirnya kami baru mau membayar ke kasir. Sebelum sampai ke kasir, kami sempat melihat-lihat pernak-pernik yang ada disana, kami pun memutuskan untuk membeli masing-masing 1 buah. Namun setelah sampai dikasir, antreannya sudah menumpuk panjang. Dan selagi menunggu kami berfikir kalau hanya gantungan kunci kalau sampai jatuh atau hilang pasti susah mencarinya. Akhirnya kami kembali lagi menuju tempat pernak-pernik untuk mengembalikan gantungan kunci tersebut ke tempatnya semula. Setelah itu baru kami membayar ke kasir.  Disana, saya membeli 1 sarung khas Bali dan 1 baju Hawaii. Saat keluar, ternyata hasil foto saat masuk tadi dibuat menjadi gantungan kunci dan saya harus membayar 10.000. Setelah saya membayarnya, saya berfikir untungnya saya tidak jadi membeli gantungan kunci yang ada didalam. Karena saat ini saya sudah mendapat gantungan kunci khas Bali dengan wajah saya dan penari adat Bali pada bagian depannya serta pada bagian belakangnya terdapat gambar yang menyatakan bahwa gantungan kunci tersebut asli diperoleh dari Dewata Bali. Setelah puas berbelanja di Dewata, kami langsung menuju Hotel Taman Wirama. Untuk sampai di Hotel, kami memakan waktu 1 jam mulai pada pukul 22.00 WITA dari Dewata dan sampai di Hotel pukul 23.00 WITA untuk beristirahat dan persiapan buat wisata pada hari berikutnya. Sesampainya di Hotel, kami diperbolehkan untuk mengambil pakaian yang kami letakkan di bagasi bis. Setelah tiba di Hotel, biro langung membagikan kunci kamar dan mengumumkan rekan-rekan satu kamar yang diperoleh.Ternyata saya satu kamar dengan teman satu kelas saya yaitu Agus, Latif dan Bondan. Setelah masuk kamar, kami langsung mandi dan Sholat lalu menonton TV sebelum tidur. Saya sempat terbangun pada pukul 03.00 WITA dan tidur lagi sampai pukul 04.30 WITA. Setelah terbangun, saya langsung mandi, Sholat dan menyiapkan pakaian untuk kunjungan pada hari ketiga. Begitu juga teman saya yang lain. Sebelum berangkat, kami makan terlebih dahulu di Hotel pada pukul 06.00 WITA. Dan setelah itu persiapan pemberangkatan menuju pusat oleh-oleh Cening Ayu pada pukul 08.20 WITA dari Hotel. Untuk sampai di pusat oleh-oleh Cening Ayu memerlukan waktu 35 menit dari Hotel. Selama di Bis kami sangat beremangat karena hari ini merupakan hari terakhir kunjungan kami selama di Bali.

2.4       Hari Ketiga
1.         Pusat Oleh-oleh Cening Ayu
Saya sampai di Pusat Oleh-oleh Cening Ayu pada pukul 08.55 WITA. Saya berada disana hanya sekitar 37 menit untuk berbelanja oleh-oleh khas Bali.Cening Ayu adalah suatu pusat oleh-khas Bali yang terkenal disana.

Disana kami mendapat diskon untuk setiap pembelian 1 icon makanan, namun hanyalah 2% saja. Saya membeli 1 wadah kopi arabica khas bali seharga 11.000 karena saya sudah mencicipinya. Dan rasaya cukup berasa dilidah. Makanya saya membelinya. Dan saya juga mencicipi Pie susu disana. Tapi menurut saya rasanya itu tidak cocok buat saya. Makanya saya tidak membelinya. Saya pun membeli Brem khas Bali seharga 12.000 yang sekiranya orang di rumah pasti mau memakannya. Setelah saya mendapatkan yang saya cari, saya langsung membayarnya ke kasir dan saya hanya mendapat diskon sebanyak 1000 saja. Saya berada disana sampai pukul 09.32 WITA dan melanjutkan perjalanan menuju pasar seni Sukawati. Untuk sampai di pasar seni Sukawati, kami memerlukan waktu selama 12 menit karena letaknya yang sangat dekat yaitu di Jl. Raya Guwang Sukawati Gianyar Bali.
            2. Pasar Seni Sukawati
            Saya tiba di Pasar Seni Sukawati pada pukul 09.46 WITA.Saya berada disana selama 36 menit. Saya disana tidak berminat untuk berbelanja karena disana harus pintar-pintar menawar supaya tidak ditipu terlalu banyak. Saya masuk ke pasar seni tersebut hanya untuk melihat suasana dari pasar seni Sukawati yang menjadi tempat kunjungan wisata yang kerap dikunjungi di Bali.
Disana saya hanya lewat saya sampai banyak pedagang yang keluar karena ingin melariskan dagangannya. Saya pun hanya menjawab dengan senyum. Disana semua pedagang bersaing untuk menjual dagangannya dengan meraih untung yang banyak. Sampai-sampai jika ada pengunjung yang berhenti dan melihat dagangan penjual agak lama, maka dia akan ditarik kedalam. Isu yang beredar, katanya kalau sudah masuk di kios pedagang, maka harus membeli minimal 1 icon sebelum keluar dari kios. Mendegar hal tersebut, saya dan teman saya Maryanto ingin membuktikan langsung isu yang beredar dimasyarakat terebut. Setelah saya masuk kedalam pasar dan bertanya-tanya soal harga kaos disana, ternyata isu tersebut tidak benar. Saya tidak perlu membeli barang yang ada disana jika saya mau keluar. Saya cukup merasa kurang cocok dengan barang-barang yang ada disana maka saya bisa keluar dan mencari tempat lain. Saya juga menyempatkan berfoto ditengah-tengah keramaian pasar. Namun saya mencari tempat yang agak longgar di depan tempat orang berjualan lukisan.

Setelah melihat-lihat isi dan merasakan suasana pasar seni Sukawati, saya langsung menuju ke bis mengingat waktu yang diberikan dipersingkat. Saya sampai di bis pukul 10.22 WITA dan akan melanjutkan perjalanan menuju pusat perbelanjaan pakaian Joger. Untuk sampai di Joger kami memerlukan waktu sebanyak 1 jam 31 menit.
            3. Pusat Belanja Joger

            Saya sampai di Pusat Belanja Joger pada pukul 11.53 WITA.
Joger adalah suatu pusat perbelanjaan kaos yang terkenal di Bali. Setelah tiba di Joger kami diperbolehkan untuk belanja dengan durasi waktu 1 jam. Saya disana hanya membeli 1 buah topi dengan harga 30.000. Yang membuat saya lama, saya harus menemani teman saya Andre untuk memilihkan pakaian yang cocok untuk pacarnya. Jadi saya memakan waktu yang lebih lama. Andre pun mengajak saya mengelilingi Joger sampai 4 kali. Disana Andre sempat memilih jaket, namun warna yang ada dirasa kurang cocok. Lalu dia mencari kaos legan panjang. Namun ukuran yang ada tidak pas. Akhirnya dia membelikannya kaos lengan pendek dengan tulisan joger dibagian depan ditambah corak batik pada tulisan tersebut. Disana kami juga diberi stiker dengan tulisan VIP. Namun tidak berari apa-apa.

            Setelah positif untuk membelinya, kami menuju kasir dan harus mengantre sekitar 50 orang. Akhirnya kami menggabungkan semua barang belanjaan 4 orang menjadi 1. Yang membayar ke kasir Joko dan yang titip adalah saya, Agus, dan Latif. Kami memberi uang kepada Joko supaya dibayarkan ke kair dan kami hanya tinggal menunggu Joko di pintu keluar. Setelah semua dibayar, saya langsung menuju ke bis untuk melanjutkan perjalanan menuju Tanah Lot. Kami berangkat dari Joger menuju Tanah lot pada pukul 13.08 WITA. Selama perjalanan menuju Tanah Lot, biro perjalanan memberikan informasi bahwa terjadi penumpukan kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk. Sehingga untuk mempersingkat waktu, biro memutuskan untuk kunjungan di Tanah Lot cukup makan dan belanja serta ibadah Sholat saja. Semua agak kecewa, namun karena semua itu demi kebaikan kita, kami harus mematuhinya. Untuk perjalanan menuju Tanah Lot, kami memerlukan waktu selama 1 jam 58 menit.
           

4. Tanah Lot
            Saya tiba di Tanah Lot pada pukul 15.06 WITA.

Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di bali yang mana terdapat pura yang membuat wisatawan tertarik untuk kesana. Setelah sampai di Tanah Lot, kami berfoto satu rombongan bis E sesuai kesepakatan pada waktu perjalanan.
Lalu kami makan dan Ibadah di pusat perbelanjaan di Tanah Lot bernama Agung Bali. Setelah itu, kami menuju ke bis lagi untuk perjalanan pulang menuju Jawa. Kami berangkat dari Tanah Lot pada pukul 16.24 WITA menuju pelabuhan Gilimanuk.

2.4.4 Perjalanan Pulang
            1. Pelabuhan Gilimanuk
            Kami tiba di Pelabuhan Gilimanuk pada pukul 20.00 WITA/19.00 WIB. Untuk sampai di Pelabuhan Ketapang dari Pelabuhan Gilimanuk kami memakan waktu selama 2 jam. Kami mengantre selama 37 menit untuk masuk kedalam kapal dan mulai menyeberang menuju Pelabuhan Ketapang pada pukul 20.37 WITA/19.37 WIB. Di dalam kapal, saya merasa sangat lelah dan saya tertidur saat perjalanan didalam kapal.
2. Pelabuhan Ketapang
Saya sampai di Pelabuhan Ketapang pada pukul 22.37 WIB. Dan melanjutkan perjalanan sampai menuju SMA N 1 Tengaran. Namun kami makan terlebih dahulu di Grafika Resto yang terletak di Jl. Raya Situbondo KM 13.
            3. Grafika Resto
            Saya tiba di Grafika Resto pada pukul 22.58 WIB. Disana saya makan malam dan Sholat. Setelah Sholat, kami dijadwalkan untuk melanjutkan perjalanan menuju SMA N 1 Tengaran. Namun kami masih menunggu bis B yang masih terjebak macet selama setengah jam dan baru melanjutkan perjalanan pada pukul 23.24 WIB. Di dalam bis kami yang laki-laki tertidur pulas dan banyak yang tertangkap kamera saat sedang tidur karena yang perempuan ingin balas dendam setelah banyak yang diambil fotonya ketika tidur. Mereka memotret saat pagi sekitar pukul 03.00 WIB apalagi banyak yang mukanya dicoret-coret dengan lipstik karena tertidur duluan sebelum anak laki-laki yang lain tidur. Maklum, anak laki-laki wajar kalau agak nakal. Hahaha. Mulai hari pertama sampai malam terakhir sudah banyak yang menjadi korban kenakalan kami anak laki-laki di bis E. Apalagi yang tertangkap kamera sedang tertidur dengan mulut yang terbuka. Semua anak laki-laki kena foto diwaktu anak perempuan pura-pura hendak ke toilet tetapi  mereka malah mengambil foto anak laki-laki yang tertidur pulas di bis.
            4. Masjid Jami’ Al-Mabrur
            Kami pun berhenti di Masjid Jami’ Al-Mabrur di Pasuruan pada pukul 05.03 WIB untuk melaksanakan Sholat subuh disana. Saat hendak berwudhu, saya melihat suatu galon yang berisi air matang disana. Mengingat di bis sudah tidak ada air lagi, setelah sholat saya kembali ke bis dan mengambil sikat gigi dan botol bervolume 1,5 L untuk saya isi. Setelah Sholat, kami pun melanjutkan perjalanan pulang dari Masjid Jami’ Al-Mabrur Pasuruan pada pukul 05.36 WIB. Saat perjalanan pulang, kami merasa lelah dan lemas karena sudah 5 hari kami melakukan aktivitas dengan sedikit beristirahat. Namun setelah ada informasi dari biro bahwa kita masih ada jadwal makan dan mandi. Semua langsung menjadi semangat lagi. Kami berhenti di Nirwana Resto yang berlokasi di Jl. Gatot Subroto Nganjuk untuk makan dan mandi.
            5. Nirwana Resto
Saya tiba di Nirwana Resto pada pukul 08.38 WIB. Disana saya hanya makan dan cuci muka saja. Karena teman-teman yang lain sepakat untuk tidak mandi. Soalnya tanggung, rencananya saya akan mandi dirumah saja. Setelah makan kami melanjutkan perjalanan menuju SMA N 1 Tengaran pada pukul 09.30 WIB. Saat kami dalam perjalanan pulang, kami langsung semangat kembali karena sudah mendapat tenaga lagi. Berbeda dengan bis lain, rombongan bis kami masih kuat untuk bernyanyi dan bergoyang kembali sampai 1 jam. Disaat waktu perjalanan ada pengumuman bahwa semua bis akan berhenti di 4 tempat yang pertama Pasar Karanggede, Pasar suruh, Terminal Tingkir, dan SMA N 1 Tengaran. Pada saat itu saya berencana untuk turun di SMA N 1 Tengaran. Beberapa teman sudah turun terlebih dahulu di pasar karanggede tetapi masih banyak yang mau turun di SMA N 1 Tengaran,setelah sampai di sekolah sekitar jam 14.00 saya langsung turun dan mengambil koper dibagasi bis,dan saya pun disuruh untuk berjalan kepasar karena mobil bapa saya tidak bias masuk ke gang sekolah dikarenakan jalan nya dipenuhi dengan bis.saya pun sampai dirumah sekitar jam 14.15

























BAB 3 PENUTUP

7.1       Kesimpulan
Sebagai warga negara Indonesia, kita juga harus bangga memiliki daerah wisata yang terkenal diwilayah Asia bahkan di Dunia. Sebagai wisatawan yang baik, kita juga harus mengenalkan tempat wisata yang ada di Indonesia selain di Bali. Bahkan mulai dari yang terdekat dari rumah kita. Jadi bukan hanya Bali saja yang terkenal di mata Dunia. Mungkin kelak pulau-pulau yang lain akan ikut di kenal masryarakat Internasional seperti Jawa, Jogja, Papua dan lain-lain.

7.2       Saran
Sebagai warga begara yang baik, kita juga harus mengenalkan dan ikut menjaga serta meletarikan tempat wisata atau cagar budaya yang ada di wilayah kita supaya dapat di kenal di mata Dunia seperti Pulau Bali. Minimal dimulai dari diri sendiri.


3.      Narasi singkat wisata di Bali.
Study Tour ini berlangsung kurang lebih selama 5 hari. Dalam kurun waktu 5 hari tersebut saya mendapat suatu pengalaman yang tidak bisa terlupakan dimana kita dapat bergembira berama-sama dengan teman yang awalnya kurang akrab dan sekarang bisa menjadi teman dekat. Kita melewati 5 hari terebut dengan penuh warna dan keceriaan dimana kita dapat berbagi, berenag-senang, dan bercanda bersama-sama.
Study Tour ini mengajarkan kita bahwa rasa sosial terhadap sesama juga dibutuhkan selain mementingkan peljaran umum di sekolah. Selain itu kita juga mendapat wawasan dan ilmu yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti peduli lingkungan dan satwa yang hidup disekitar kita.
Walaupun lelah, tetapi kita tetap merasa bersemangat karena kita bersama-sama. Jadi rasa persatuan memang selalu dibutuhkan dan merupakan kekuatan terkuat di suatu negara seperti Negara Kesatuan Repubik Indonesia supaya kita dapat menjunjung tinggi rasa persatuan untuk kemajuan negara.

jangan lupa terus intip http://zacans.blogspot.co.id/?m=1 biar lebih HITZzzzz.....^_^








1 komentar:

  1. Jammin' Jars Casino - Hollywood, FL - JM Hub
    The 제주 출장안마 Jammin' Jars Casino 경상남도 출장샵 Hotel 김포 출장샵 in Hollywood, FL has 김포 출장마사지 three hotel rooms. This hotel has 양주 출장안마 a casino, a sauna, and a snack bar.

    BalasHapus